TANGSELIFE.COM – Masyarakat diimbau agar lebih kritis dan berani menolak jika disodori kendaraan atau bus sewaan tak layak jalan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Hendro Sugiatno meminta masyarakat menolak menaiki bus sewaan yang tidak punya izin kelaikan jalan.
“Masyarakat harus tetap menolak, misalnya saya nggak bisa pake bus ini (karena tidak ada izin angkutan dan kelayakan kendaraan), karena bus ini tidak ada uji KIR-nya.”
“Ya tolak aja, minta ganti yang baru karena kan disewa,” kata Hendro, seperti dilansir dari Antara.
Demi memastikan keamanan dan keselamatan selama perjalanan, masyarakat diimbau agar terlebih dulu mengecek kelaikan jalan bus sewaan di aplikasi MitraDarat.
“Saya juga mengimbau kepada masyarakat kita kalau menggunakan bus pariwisata cek betul tentang uji KIR-nya, ada nggak? Perizinannya bagaimana?”
“Kalau enggak ada kembalikan lagi pada pemilik busnya bahwasanya bus tersebut tidak layak untuk jalan,” tandas Hendro.
Laik atau tidaknya kendaraan tampak dari izin operasional angkutan dan keterangan kelulusan uji berkala, yang muncul ketika nomor kendaraan diinput pada aplikasi.
“Artinya kan masyarakat sewa, jadi ketika disewa harus di cek, busnya layak enggak yang saya mau pake? Minta yang secara teknis memenuhi syarat karena kan (busnya) disewa,” beber Hendro.
“Jadi masyarakat harus menolak kalau enggak ada uji KIR-nya.”
“Suruh ganti bus kalau tidak ada uji KIR-nya, ganti sama bus yang layak. Jadi kritik masyarakat salah satu kontrol juga,” terang Hendro.
Masyarakat Diimbau Tolak Bus Sewaan Tak Layak Jalan
Menurut Hendro, kendaraan atau bus sewaan dengan kondisi baik akan memberikan kenyamanan selama perjalanan.
Melalui uji KIR, pemilik kendaraan bisa memastikan kendaraan siap untuk menempuh perjalanan tanpa terkendala masalah teknis yang tidak terduga.
Uji KIR kendaraan dilakukan untuk memastikan bahwa semua komponen penting seperti rem, lampu, ban, dan sistem kemudi berfungsi dengan baik.
Dengan demikian, uji KIR membantu mencegah terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh kegagalan mekanis atau teknis pada kendaraan.
Lebih lanjut, Hendro berharap masyarakat lebih kritis terhadap kondisi bus sewaan yang tak layak jalan, sehingga tidak terjadi kejadian serupa yang menimpa bus pariwisata rombongan pelajar SMK di Subang, Jawa Barat, pada Sabtu 11 Mei 2024 petang.
Sebagaimana diberitakan, penyebab kecelakaan bus pariwisata sewaan yang mengangkut rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok diduga akibat rem blong.
Akibat kecelakaan tersebut, 11 korban meninggal dunia dan empat orang mengalami luka berat.
“Sama-sama kita menyadarkan masyarakat, begini kalau misalnya salah satu kontrolnya bagi petugas-petugas KIR di lapangan adalah masyarakat juga,” kata Hendro.