TANGSELIFE.COM- Video viral pengusaha batik asal Kota Pekalongan, Jawa Tengah bernama Romadhon, 37, menyebarkan uang kepada masyarakat.

Uang Rp 35 juta dengan pecahan Rp 50.000 itu disebarkan oleh Romadhon dari lantai dua rumahnya kepada ribuan warga yang menunggu di bawahnya.

Aksi pengusaha batik menyebarkan uang oleh warga setempat tradisi itu bernama udik-udikan, Minggu, 9 Juli 2023 pagi.

pengusaha batik
Romadhon (kiri) pengusaha batik yang melakukan tradisi udik-udikan menyebarkan uang hingga membuat 4 orang pingsan dan pagar Kelurahan Jenggot roboh.

Video viral pengusaha batik menyebarkan uang itu diposting di Instagram @beritapekalongan1 dilihat Senin, 10 Juli 2023.

Dalam video pendek itu terlihat ribuan orang baik anak-anak, ibu-ibu, orang dewasa berebut uang yang disebarkan tersebut.

Dalam video viral pengusaha batik menyebarkan uang terlihat warga  berdesak-desakan saling dorong agar mendapatkan uang yang bertebaran di udara tersebut.

Adapun lokasi pengusaha batik menyebarkan uang itu tepatnya di depan kantor Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan.

“Udik-udikan neng ngarep Kel. Jenggot mau esuk kie lhur…. Ruamaee eee nemen.. (sebar uang di depan Kelurahan Jenggot tadi pagi),” begitu caption video tersebut.

“Infone total duwet ngasi Rp 35 juta yang disebarkan (total duit yang disebarka sampai Rp 35 juta),” tulis orang yang mengambil video viral tersebut.

Sementara itu, Kapolsek Pekalongan Selatan AKP Aries Tri Hartanto membenarkan adanya viral video pengusaha batik menyebarkan uang.

“Benar. Ada kegiatan tradisi udik-udikan di wilayah Kelurahan Jenggot. Tepatnya, di Jalan Pelita 3, RT 03 RW 09,” terang Aries, Senin, 9 Juli 2023.

Aries menceritakan, sebelum video viral pengusaha batik menyebarkan uang, pihaknya sudah mengimbau agar tradisi udik-udikan itu tidak dilakukan.

Pasalnya, dikhawatirkan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Seperti warga berdesak-desakan yang berdampak  jatuhnya korban.

“Kita sudah persuasif. Melalui lurah, Babinsa, Bhabinkamtibmas. Tapi sohibul hajat atau yang memiliki acara tetap melaksanakan,” terangnya.

Benar saja, saat pelaksanaan aksi sebar uang oleh pengusaha batik yang diikuti ribuan orang itu terjadi kericuhan.

Hingga akhirnya tradisi udik-udikan itu dihentikan oleh polisi bersama aparat terkait. Warga lantas diminta meninggalkan lokasi.

“Kami stop. Karena ada beberapa warga yang jadi korban. Sejumlah warga  pingsan dan dilarikan ke Puskesmas Pekalongan Selatan,” papar Aries juga.

Meski begitu, semua korban pingsan berdesakan itu kondisinya sudah membaik usai ditangani tim medis.

“Para korban sudah membaik. Tidak ada yang meninggal dunia. Kondisi korban semuanya sudah sehat,” papar Aries juga.

Dia menyebutkan ada empat orang korban yang pingsan akibat aksi berdesak-desakan tersebut.

“Korbanya itu, empat orang. Terdiri dari satu orang ibu-ibu dewasa, dan tiga anak-anak. Dua orang sudah diperbolehkan pulang,” lanjut Aries juga.

Terkait aksi ini, Aries mengatakan pihaknya akan memanggil pengusaha itu untuk diminta keterangan oleh Satreskrim Polres Pekalongan Kota.

Sementara itu, Lurah Jenggot Muhammad Fatoni mengatakan sebelum kegiatan udik-udikan itu pihaknya meminta acara dibatalkan.

Namun pemilik acara menolak dan tetap melaksanakan keinginannya menebar uang sebagai bagian dari tradisi atau adat.

“Kami sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya aksi tebar uang oleh Pak Romadhon,” ujar Fatoni.

Hasil koordinasi antara pihak Kelurahan Jenggot bersama Polsek dan Koramil setempat dengan pemilik acara mengalami jalan buntu.

Bahkan, katanya juga, pengusaha itu siap bertanggung jawab penuh bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Selain itu juga, pengusaha bernama Romadhon itu menandatangani surat pernyataan bermaterai terkait pelaksanaan acara tersebut.

“Selain empat orang pingsan saat kegiatan itu, pagar Kelurahan Jenggot juga rusak karena kegiatan udik-udikan itu,” papar Fatoni juga.

Pengusaha Batik Sebar Uang untuk Tasyakuran Anak Ketiga

Sementara itu, Romadhon mengatakan  udik-udikan atau sebar uang merupakan acara tasyakuran anaknya yang nomor tiga.

“Tradisi untuk 40 hari potong rambut anak saya nomor tiga, maka ada tradisi udik-udikan,” terangnya.

“Kami sebar uang di enam titik. Uang itu disebar dari atas (lantai dua rumah) semua. Dari bawah cuma satu di depan rumah,” terangnya juga.

Romadhon juga mengatakan udik-udikan ini bentuk rasa syukur dan tradisi yang sudah puluhan tahun digelar di wilayahnya.

Terkait adanya empat korban luka dan pingsan, Romadhon mengaku semua biaya berobat para korban akan ditanggung sepenuhnya.

Dia juga akan memperbaiki pagar Kelurahan Jenggot yang roboh akibat acara udik-udikan tersebut.