TANGSELIFE.COM – Viral video markas pasukan pedamaian TNI pada PBB Indonesia di Lebanon terekan serangan mortar militer Israel.

Dimana saat ini militer Israel tidak hanya menyerang pasukan Hamas di Gaza, Palestina saja, tetapi juga tengah perang dengan milisi Hizbullah di Lebanon.

Dari video viral itu, terlihan momen yang mencekam serangan mortar dari militer Israel tampak jatuh di pos Pasukan Pedamaian Indoensia untuk PBB di Lebanon.

Dalam video itu, tampak perekam panik, Kemudian, tiba-tiba, terdengar suara mendesing dan benda menabrak sesuatu.

“Mortir masuk, mortir masuk. Ancur-ancuran ini barak ini. Kena tempat wudhu. Tempat wudhu tuh. Tempat wudhu hancur tuh. Hancur kena mortir. Bahaya. Hancur. Hancur,. Gawat, masuk all cam,”.

“Nah, itu tanahnya. Hancur dia,” kata narator terengah-engah sambil menunjukkan sebuah bangunan yang tampak rusak di bagian sudut bawahnya.

“Mana? Masih nancep ya? Aih nggak meledak dia. Mati sudah kita,” kata narator tersebut berbicara dengan orang laim yang terekam dalam video juga tampak sedang mengeluarkan ponsel.

Namun, video dengan narasi bahwa markas PBB Indonesia di Lebanon mendapatkan serangan itu kurang tepat.

Pasalnya, markas itu nyaris terkena serangan mortir Israel, saat pasukan Zionis dan Hizbullah saling serang di Lebanon.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksamana Muda Julius Widjojono, pun meluruskan kabar soal video viral tersebut.

Menurutnya, dalam video itu adalah roket suar yang berfungsi untuk penerangan pada malam hari dari kedua pihak.

Bahkan Julius juga mengatakan, yang meledak dekapt pos TNI tersebut bukan mortar, tetapi itu roket suar.

“Yang ada di berita media sosial yang beredar beberapa hari ini, terutama tadi malam, itu hanya rokcet flare,” kata Julius Jumat, 27 Oktober 2023.

Untuk kondisi para pasukan TNI saat ini di Lebanon, masih aman dan tetap menjalankan tugasnya.

Sedangkan ledakan yang dekat dengan pos pedamaian TNI di Lebanon itu jaraknya juga 1 kilomer jauhnya.

“Sampai hari ini masih dalam keadaan aman, ledakan yang terdekat satu kilometer,” kata Julius.

Sopiyan
Editor