TANGSELIFE.COM – Nyamuk Wolbachia, yang digadang-gadang buatan Bill Gates, tengah jadi perbincangan di media sosial.
Nyamuk Wolbachia merupakan inovasi baru yang akan disebarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) guna menurunkan penyebaran DBD (Demam Berdarah Dengue) di Indonesia.
Penyebaran nyamuk Wolbachia ditetapkan melalui Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue.
Namun lantaran berembus kabar bahwa nyamuk Wolbachia buatan Bill Gates, pro dan kontra pun berkembang di tengah masyarakat.
Bahkan, terdapat sejumlah masyarakat yang menolak disebarnya nyamuk Wolbachia di daerahnya.
Lantas apa sebenarnya nyamuk Wolbachia dan bagaimana asal usulnya?
Apa Itu Nyamuk Wolbachia?
Menurut Institute for Medical Research, wolbachia merupakan bakteri alami yang ditemukan pada sekitar setengah dari seluruh spesies serangga dan invertebrata lain seperti laba-laba dan nematoda.
Wolbachia hanya bisa hidup di dalam sel inang, tapi tidak di lingkungan, dan hanya dapat ditularkan secara alami kepada keturunan.
Penularannya terjadi melalui induk yang terinfeksi Wolbachia, serta tidak dapat menular secara horizontal antar serangga.
Beberapa spesies utama nyamuk penular penyakit diketahui membawa Wolbachia secara alami.
Contohnya, nyamuk Aedes albopictus membawa dua strain Wolbachia yang muncul bersamaan.
Namun, nyamuk Aedes aegypti secara alami tidak membawa Wolbachia.
Asal-usul Nyamuk Wolbachia
Pada tahun 2005, Wolbachia berhasil dipindahkan ke Aedes aegypti melalui teknik mikroinjeksi di laboratorium.
Wolbachia yang baru diperkenalkan ke Aedes aegypti dapat mempengaruhi spesies nyamuk melalui 2 cara:
1. Ketidakcocokan sitoplasma (CI)
Hal ini terjadi ketika pejantan yang terinfeksi Wolbachia kawin dengan betina liar (tidak terinfeksi Wolbachia), sehingga akan menghasilkan produksi telur yang tidak dapat hidup.
2. Gangguan patogen
Kondisi ini terjadi ketika nyamuk jantan dan betina yang terinfeksi Wolbachia kawin dengan nyamuk jantan dan betina liar (tidak terinfeksi Wolbachia).
Telur yang dihasilkan akan menetas dan semua keturunannya akan membawa Wolbachia.
Demam berdarah dan virus lainnya, seperti virus Zika, tidak dapat tumbuh pada nyamuk betina yang terinfeksi Wolbachia.
Kondisi tersebut dikenal sebagai gangguan patogen.
Penemu Wolbachia
Genus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1924 oleh Marshall Hertig dan Simeon Burt Wolbach pada nyamuk Culex pipiens.
Hertig dan Wolbach mendeskripsikannya sebagai ‘organisme pleomorfik, berbentuk batang, Gram-negatif, intraseluler yang hanya menginfeksi ovarium dan testis’.
Secara formal, Hertig menerangkan spesies ini pada tahun 1936, serta mengusulkan nama generik dan spesifik: Wolbachia pipientis.
Setelah 1971, penelitian tentang Wolbachia meningkat ketika Janice Yen dan A. Ralph Barr dari UCLA menemukan bahwa telur nyamuk Culex dibunuh oleh ketidakcocokan sitoplasma ketika sperma laki-laki yang terinfeksi Wolbachia membuahi telur yang bebas infeksi.
Saat ini, genus Wolbachia termasuk cukup menarik karena distribusinya luas, banyak interaksi evolusioner yang berbeda, dan berpotensi sebagai agen biokontrol.
Setelah 81 tahun penemuan, akhirnya temuan Hertig dan Wolbach diterapkan untuk mengendalikan penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes.
Hertig dan Wolbach mungkin tidak pernah membayangkan bahwa Wolbachia akan menjadi alat penting dalam memerangi demam berdarah, Zika, chikungunya, dan demam kuning yang ditularkan oleh nyamuk Aedes di masa depan.
Jadi, isu yang menyatakan bahwa nyamuk Wolbachia merupakan buatan Bill Gates pun terpatahkan.