TANGSELIFE.COM– Brand wadah plastik populer, Tupperware akhirnya mengajukan kebangkrutan usai berjuang melawan penurunan penjualan serta meningkatkan persaingan selama bertahun-tahun.
Perusahaan Tupperware Brands Corp secara resmi mengajukan perlindungan kebangkrutan bagian 11 pada Selasa, 17 September 2024 waktu setempat.
Adapun pengajuan kebangkrutan itu dilakukan setelah melakukan negosiasi yang panjang antara perusahaan dengan pemberi pinjaman tentang utang yang mencapai lebih dari USD 700 juta atau sekitar Rp10 Triliun.
Para kreditor itu telah memberikan sedikit kelonggaran terkait utang tersebut, namun kondisi binsis Tupperware semakin memburuk.
Bahkan, pada bulan Juni 2024 satu-satunya pabrik di Amerika Serikat (AS) harus ditutup dan hampir 150 karyawan diberhentikan.
Meski pada saat periode pandemi Covid-19 permintaan terhadap wadah penyimpanan plastik ini sempat meningkat.
Namun, alasan yang melatarbelakangi, Tupperware bangkrut ini adalah karena permintaan yang semakin menurun.
Bahkan, saham perusahaan wadah makanan asal Amerika ini anjlok signifikan sejak tahun lalu hingga 95 persen.
Kenapa Tupperware Bangkrut?
Tupperware yang sempat meraih keuntungan dari meningkatnya permintaan selama pandemi kini menghadapi tantangan setelah pandemi mereda.
Perusahaan kesulitan bersaing dengan pesaing yang lebih inovatif, yang mempromosikan produk mereka kepada konsumen muda di platform seperti TikTok dan Instagram.
Brand wadah plastik yang telah ada di Indonesia satu dekatde ini diperkirakan kehilangan banyak penjual dan konsumen pasca-pandemi, dan mereknya dianggap belum sepenuhnya terkoneksi dengan generasi muda, sehingga tidak dapat bersaing di era sekarang.
Tak tinggal diam, perusahaan juga sempat mencoba untuk mengantisipasi kemungkinan kebangkrutan dengan menjuk beberapa penasihat keuangan dan bisnis, termasuk Moelis & Co., Kirkland & Ellis LLP, dan Alvarez & Marsal.
Akan tetapi usaha yang telah dialukan oleh manajemen tetap tidak membuah hasil yang positif.
Pasalnya, Tupperware terus mengalami penurunan penjualan dalam beberapa tahun terakhir.
Sampai Akhirnya perusahaan wadah makanan kesayangan ibu-ibu ini tidak dapat bersaing dengan brand lain dan tertekan