Jumlah kematian dan perawatan di rumah sakit terus menurun sehingga Covid-19 tidak lagi dianggap sebagai ancaman yang serius. Sehingga, beberapa negara ini sudah mulai melonggarkan aturan pembatasan.

Kondisi tersebut bukan tidak berdasar. Pemimpin negara-negara ini mengatakan bahwa cakupan vaksinasi primer dan booster dinilai telah memenuhi syarat bahkan untuk mencabut aturan pembatasan.

Lantas, negara mana saja yang sudah cabut aturan pembatasan pandemi?

Denmark

Denmark menjadi negara Uni Eropa (UE) pertama yang mencabut semua pembatasan pandemi pada awal Februari lalu.

Pembatasan jam operasional di bar dan restoran di negara ini sudah ditiadakan, serta klub malam juga telah dibuka kembali. Hanya beberapa pembatasan yang masih diberlakukan, seperti kepada para wisatawan yang tidak mendapatkan vaksinasi.

Sekitar 81% populasi penduduk negara ini telah menerima vaksin Covid-19 lengkap satu bulan lebih cepat dari jadwal otoritas kesehatan. Lembaga penelitian dan kesehatan Denmark memperkirakan Covid-19 akan menjadi “seperti flu” di negeri itu di masa mendatang.

Swiss

Pada Rabu (2/2/2022) Pemerintah Swiss mulai melonggarkan aturan pembatasan pandemi demi merendam pandemi Covid-19.

Dengan kebijakan baru ini, karantina mandiri dan bekerja dari rumah (WFH) berakhir. Satu-satunya kebijakan pembatasan yang tersisa ialah wajib isolasi 5 hari jika positif dan harus memakai masker di transportasi publik maupun institusi kesehatan.

Menurut catatan lebih dari 90% populasi penduduk Swiss yang berjumlah 8,6 juta jiwa telah mendapatkan perlindungan dari virus. Baik vaksinasi lengkap atau mereka yang baru pulih dari Covid-19.

Dengan bukti tersebut membuktikan varian Omicron tidak menyebabkan pasien mengalami gejala berat pada sejumlah kasus, dibanding varian lain.

Perancis

Negara yang melonggarkan pembatasan Covid-19 selanjutnya ialah Perancis. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memudahkan kehidupan sehari-hari masyarakat.

Pembatasan dan aturan penggunaan masker telah dicabut. Bahkan penyelanggaraan konser, pertandingan olahraga, dan acara lainnya sudah diizinkan untuk diadakan kembali. Namun, kendati demikian aturan WFH masih direkomedasikan negeri ini kepada warganya.

Kebijakan ini diambil karena Perancis mencatat adanya penurunan kasus yang signifikan dalam jumlah pasien di unit perawatan intensif meski ada tekanan pada rumah sakit.

Swedia

Swedia bergabung dengan negara-negara Uni Eropa lainnya dalam menghapus aturan pembatasan. Pemerintah Swedia menganggap bahwa sudah waktu nya untuk membuka negara nya kembali.

Negara ini akan mengizinkan warganya untuk makan di restoran tanpa membatasi kapasitas di dalam ruangan atau jam buka. Persyaratan sertifikat vaksin, penggunaan masker di transportasi umum, maupun pembatasan kontak sosial juga akan dilonggarkan.

Serupa dengan Denmark, alasan Swedia melonggarkan pembatasan Covid-19 adalah karena 80% dari populasi penduduk negara ini di atas usia 50 tahun sudah menerima vaksin dosis ketiga.

Peningkatanvarian Omicron di negara ini pun diklaim tidak membebani tenaga medis dan rumah sakit.

Norwegia

Sejak Sabtu (12/2/2022) Norwegia membatalkan hampir semua pembatasan Covid-19. Pemerintah Norwegia mengatakan, hal itu disebabkan oleh optimism warga negara nya yang memandang bahwa Covid-19 varian Omicron tidak berbahaya.

Dengan kebijakan ini, warga Norwegia tidak lagi diharuskan untuk menjaga jarak, memakai masker atau karantina bahkan jika mereka terinfeksi. Tetapi disarankan hanya untuk tinggal di rumah selamat empat hari.

Negara ini juga melonggarkan pembatasan perjalanan, menghapus persyaratan bukti tes negative Covid-19. Klub malam dan tempat hiburan lain yang terkena dampak pandemi diizinkan untuk melanjutkan bisnis secara penuh.

Belanda

Mulai hari ini Belanda akan mencabut hampir semua aturan pembatasan di masa pandemic Covid-19. Langkah ini diambil segera setelah jumlah kasus dan rawat inap di negara ini turun.

Dengan demikian, jam buka bar, restoran, dan klub malam akan kembali seperti semula. Sedangkan jaga jarak dan pembakaian masker tidak lagi diwajibkan di sebagain besar tempat. Pemakaian masker hanya wajib di transportasi umum dan bandara.

Sebelumnya, Belanda merupakan salah satu negara dengan penerapan pembatasan yang ketat pada Desember lalu hingga memicu dua kerusuhan. Hal ini dilakukan karena kasus Covid-19 pada saat itu sedang meningkat.

Inggris

Tidak hanya melonggarkan Inggris bahkan resmi mencabut semua pembatasan sosial Covid-19 pada Kamis (24/2/2022). Negara ini menyebut sudah siap hidup berdampingan dengan virus Covid-19.

Mulai Kamis, semua pembatasan yang tersisa telah digantikan oleh “rencana hidup dengan Covid-19”. Dalam hal ini warga negara yang positif Covid-19 sudah tidak diwajibkan menjalani isolasi dan kontak dekat apabila sudah vaksin dengan pasien Covid-19 tidak akan diminta untu tes Covid-19 selama 7 hari.

Transport For Landon (TFL) telah mengumukan bahwa penumpang tidak lagi harus mengenakan masker. Karyawan tidak lagi wajib lapor karena isolasi Covid-19. Bahkan, pelacakan kontak pun dikahir.

Namun, dukungan biaya atau subsidi untuk pasien isolasi Covid-19 pun akan berakhir.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Tangselife
Follow