TANGSELIFE.COM – Kertas struk belanja merupakan tanda bukti pembelian yang biasa diterima konsumen setelah berbelanja.

Umumnya setelah menerima kertas struk belanja, konsumen memeriksa item barang-barang yang tertera di dalamnya.

Tak jarang, konsumen juga malah menyimpan kertas struk belanja alih-alih membuangnya.

Meski sudah lazim dilakukan, memegang bahkan menyentuh kertas struk belanja, demi alasan kesehatan, tidak disarankan oleh dokter.

Diberitakan laman Indian Express, Rabu 17 April 2024, lapisan kertas termal pada struk belanja dapat mengandung bahan kimia bisphenol A (BPA) dan bisphenol S (BPS).

Jika kedua bahan kimia tersebut sering terpapar pada kulit, maka berpotensi mengganggu fungsi tubuh.

“Baik BPA maupun BPS merupakan pengganggu endokrin, artinya dapat mengganggu sistem hormon pada manusia,” jelas dokter spesialis penyakit dalam konsultan Aniket Mule dari Rumah Sakit Wockhardt, Mira Road, Mumbai, India.

Paparan Kimia di Kertas Struk Belanja Mengganggu Kesehatan

Paparan BPA maupun BPS dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti masalah reproduksi dan perkembangan, kanker, hingga penyakit kardiovaskular.

Oleh karena itu, Mule mengingatkan agar konsumen tidak sering menyentuh struk belanja, apalagi mendekatkan atau memasukkan ke dalam mulut.

Sebab jika hal tersebut dilakukan, maka dapat meningkatkan risiko berbagai konsekuensi kesehatan.

Lebih lanjut, seorang ahli gizi fungsional sekaligus pendiri iThrive, Mugdha Pradhan, menyambenarkan telah banyak studi yang menunjukkan bahwa BPA berdampak negatif dan berbahaya bagi kesehatan.

Kondisi tersebut yang juga menjadi cikal bakala banyak perusahaan mencantumkan ‘bebas BPA’ dalam berbagai kemasan produknya.

Hanya saja, wawasan bahwa salah satu sumber terbesar BPA adalah kertas struk belanja yang dicetak masih minim.

Di samping itu, permukaan kertas termal yang digunakan struk belanja mengandung fenol dalam bentuk tidak terikat yang mudah diserap kulit.

“Penelitian menunjukkan bahwa menyentuhnya sebentar saja dapat meningkatkan kadar BPA dalam aliran darah, juga telah terbukti bahwa para kasir memiliki tingkat BPA dan BPS yang jauh lebih tinggi di tubuhnya,” tutur Pradhan.

“Janin dari ibu hamil yang pekerjaannya melibatkan menyentuh tanda terima beracun mungkin memiliki risiko yang sangat tinggi,” lanjutnya.

Oleh karena itu guna mencegah paparan berulang, Pradhan menyarankan agar konsumen meminta struk belanja dalam bentuk digital.

Pelanggan bisa memberi saran ke pihak toko ritel untuk beralih ke kertas resi bebas fenol atau setidaknya menyediakan struk belanja digital.

Namun jika terpaksa harus memegang struk belanja untuk mengecek harga dan akurasi transaksi, hindari menyentuh sisi cetakannya.

“Sisi tanpa cetakan biasanya tidak memiliki lapisan beracun,” tutup Pradhan.