TANGSELIFE.COM – Perencanaan pembangunan proyek MRT Jakarta tembus Tangsel saat ini masih dalam proses pematangan.
Terbaru, pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dikabarkan sedang melakukan fisibility studi atau studi kelayakan terhadap dua opsi trase yang berpotensi akan dilalui oleh kereta MRT.
Wakil Walikota Tangsel, Pilar Saga Ichsan mengatakan, anggaran yang dibutuhkan untuk membangun proyek MRT Jakarta tembus Tangsel tidaklah murah.
Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan pembangunan proyek tersebut akan melibatkan pihak swasta.
“Nanti skemanya ada dengan pihak swasta,” kata Pilar Saga Ichsan, Kamis, 12 Juni 2025.
Pasalnya, lanjut Pilar, dari dua opsi trase yang sedang dikaji, salah satunya akan melintasi wilayah yang dikembangkan oleh swasta.
Menurutnya skema pelibatan swasta yang di maksud bisa dengan memberikan hibah lahan untuk infrastruktur penunjang.
“Misalkan kalau lewat utara, Bintaro skemanya apakah memberikan hibah lahan atau (misalnya) BSD,” ungkapnya.
Anggaran yang dibutuhkan untuk membanguan jalur MRT sendiri diprakirakan memakan biaya yang sangat besar.
Dalam membangun jarak satu kilometer MRT, biaya yang dibutuhkan mencapai ratusan miliar. Sementara rencananya MRT yang melintasi wilayah Tangsel akan membentang kurang lebih sepanjang 16 kilometer.
“Itu untuk membangun trek jembatan jalan layang MRT nya, pembebasan lahan belum termasuk. Itu baru struktur sama kontruksinya, sama teknologi,” jelasnya.
Ada 2 Opsi Trase MRT Jakarta- Tangsel
Untuk diketahui saat ini terdapat dua opsi trase yang berpotensi akan dipilih untuk dilalui kereta MRT yaitu Selatan dan Utara.
Untuk jalur selatan nantinya MRT dari Jakarta akan melintas melalui Pondok Cabe hingga sampai ke wilayah Serpong.
Sedangkan jalur utara nantinya MRT dari Jakarta akan melintas melalui Bintaro Pondok Aren hingga sampai ke wilayah Serpong.