TANGSELIFE.COM – Sekitar 30 pasien narkoba mengamuk di tempat rehabilitasi di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu 2 September 2023, dini hari.

Puluhan pasien narkoba yang didominasi kaum perempuan itu mengamuk dan berupaya kabur dari tempat rehabilitasi sekira pukul 01.00 WIB.

Pada peristiwa anarkis tersebut, pegawai tempat rehabilitasi yang berjumlah kurang dari 10 orang memilih menyelamatkan diri dan minta pertolongan warga sekitar.

Kronologi Aksi Anarkis Pasien Narkoba, Mengamuk hingga Mengikat Pegawai Rehab

Saat peristiwa itu, beberapa pasien narkoba ada yang melakukan aksi nekat diantaranya meloncat dari lantai 4 dan mengikat pegawai tempat rehabilitasi.

“Total ada sekitar 30-an pasien titipan. Ada pasien rujukan dari kantor rehab lain, ada juga rujukan dari kepolisian.”

“Saat kejadian, pegawai kita diikat dan diancam potongan besi di lehernya,” kata Koordinator Program Rehabilitasi, Dwi Mecca Arista, Minggu 3 September 2023.

Kejadian anarkis itu bermula sekira pukul 01.00 WIB ketika salah satu pegawai tengah mengecek kondisi para pasien narkoba di dalam kamar mereka.

Di lantai 3, pegawai itu menghampiri sebuah kamar untuk mengambil dokumentasi, tetapi tiba-tiba diserang para pasien.

“Waktu mau ambil foto buat laporan, tiba-tiba dari arah belakang muncul beberapa pasien lain terus langsung memiting leher pegawai kita, diancam, lehernya diteken pakai potongan besi,” tutur Dwi.

Aksi tak terduga para pasien narkoba di tempat rehabilitasi itu terekam CCTV.

Pada rekaman CCTV itu, tampak sejumlah pasien pria pura-pura tidur di depan kamar langsung membuka selimut dan memiting pegawai rehabilitasi dari arah belakang.

Terlihat juga sebilah potongan besi diarahkan salah satu pasien ke bagian leher pegawai.

Selanjutnya, pegawai tersebut diikat menggunakan tali sepatu di sebuah ruangan lantai 3.

Para pasien pun mengambil kunci kamar dan membuka pintu semua kamar, sehingga membuat kegaduhan yang terdengar pegawai lainnya.

“Waktu ada suara gaduh di atas, saya bangun, terus saya lihat udah rame pasien keluar kamar. Saya dan pegawai lain langsung turun keluar (gedung) minta tolong ke sekuriti bank di sebelah.”

“Kita kordinasi juga ke lingkungan. Pintu dalam kondisi kita kunci biar mereka nggak bisa keluar,” kata Dwi.

Akibat kejadian tersebut, sejumlah fasilitas seperti lemari penyimpanan uang, pintu, teralis besi, dinding kaca, CCTV, komputer, hingga sepeda motor rusak.

“Total kita di semua ruangan ada CCTV, semuanya dirusak. Kaca-kaca dipecahin buat dijadiin senjata.”

“Komputer kita juga disiram air, mungkin tujuannya biar file data kehapus. Jadi ini memang seperti sudah direncanakan matang,” jelas Dwi.

Keributan di Tempat Rehabilitasi Berhasil Diredam

Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Agung Nugroho, mengatakan keributan di tempat rehabilitasi bisa diredam usai polisi melakukan mediasi dengan para pasien narkoba tersebut.

“Jadi yang mereka (pasien) inginkan itu pulang. Yang kita ketahui apakah pasien bisa pulang atau tidaknya itu tergantung hasil pemeriksaan dari pengelola rehab, karena mereka kan yang menangani,” jelas Agung.

Hanya saja, terkait teknis dan administrasi pemulangan pasien diserahkan pada pengelola fasilitas rehabilitasi.

“Keputusannya kita kembalikan ke pengelola rehab, apakah nanti pasien itu harus wajib lapor atau cukup berobat jalan, itu semua yang memutuskan pengelola rehab,” tuturnya.

Agung menegaskan bahwa kehadiran polisi di tempat terjadinya keributan guna memastikan situasi agar kondusif.

Dia sempat mengingatkan agar para pasien agar tidak berbuat anarkis.

Alhasil, kedua belah pihak akhirnya sepakat dan mematuhi hasil kesepakatan.

“Kita bantu saran kepada pengelola agar pasien tidak membuat gaduh, berbuat tindak pidana. Akhirnya kedua belah pihak sepakat,” tandas Agung.