TANGSELIFE.COM – Wakil Ketua DPRD Banten, Yudi Budi Wibowo menilai kasus bullying yang terjadi di salah satu SMP Negeri Kota Tangerang Selatan (Tangsel) merupakan masalah serius.
Ia pun meminta semua pihak dapat menyelesaikan masalah itu secara tuntas, karena itu menyangkut masa depan anak.
“Bullying bukan sekadar kenakalan anak, tapi ancaman serius bagi masa depan anak-anak kita,” kata Yudi, Rabu, 12 November 2025.
Yudi menyebut, kasus bullying tidak bisa hanya dikategorikan sebagai kenakalan anak.
Pasalnya prilaku bullying akan meninggalkan dampak psikologis mandalam bagi korban.
Menurutnya sekolah sebagai tempat mengenyam pendidikan anak harus menjadi lokasi yang aman, nyaman dan penuh empati bagi seluruh peserta didik.
“Sekolah harus jadi ruang aman dan penuh empati, bukan tempat lahirnya luka. Saya berharap kita semua di Tangsel berkomitmen memperkuat pendidikan karakter dan pengawasan agar tidak ada lagi anak yang merasa sendirian,” terangnya.
Politisi Partai Gerindra itupun menekankan adanya langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Salah satu langkah utama yang disarankannya adalah memastikan setiap sekolah memiliki sistem pencegahan dan penanganan bullying.
“Langkah konkretnya pertama kita dorong setiap sekolah di Tangsel untuk punya sistem pencegahan dan penanganan kasus bullying yang jelas, mulai dari pelaporan yang aman, pendampingan konselor, sampai pembinaan karakter di kelas,” tuturnya
Selain itu, keterlibatan semua unsur pendidikan mulai dari guru, orang tua, hingga siswa juga dinilai sangat penting.
Yudi menekankan pentingnya membangun kesadaran bersama melalui kampanye anti-bullying yang berkelanjutan.
“Kedua, kita libatkan guru, orang tua, dan siswa dalam kampanye anti-bullying agar semua sadar bahaya dan dampaknya,” ujarnya.
Yudi menambahkan, budaya sekolah yang sehat harus dibangun dengan prinsip saling menghargai dan menghormati perbedaan.
Sekolah yang mampu menciptakan lingkungan inklusif diyakininya akan menekan potensi munculnya perilaku perundungan.
“Yang terpenting, kita bangun budaya sekolah yang menghargai, bukan menghakimi, supaya setiap anak merasa diterima dan terlindungi,” pungkasnya.


