TANGSELIFE.COM – Perang Israel-Hamas terus berkelanjutan, bahkan kini Gaza krisis air bersih imbas dari perang berkepanjangan tersebut.
Hal itu menimpa jutaan pengungsi di kamp Jabaliya di Jalur Gaza utara yang kini tengah dilanda krisis air bersih.
Kondisi Gaza krisis air ini terjadi setelah fasilitas desalinasi terganggu karena kekurangan bahan bakar dan listrik sejak pertengahan Oktober tahun lalu.
Sehingga fasilitas desalinasi gagal melakukan penyaringan air, sehingga stok air bersih terus menipis.
Ditambah lagi, tindakan Israel yang bokade pasokan air bersih yang mengalir ke Gaza.
“Masyarakat Gaza hidup dalam bencana, bahkan rentan terhadap kematian karena kelaparan dan kekurangan gizi, kehausan,” kata Christian Lindmeier, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia.
Bahkan, yang paling memilukan, demi bertahan hidup, banyak pengungsi terpaksa menggunakan air bekas untuk mencukupi kebutuhan sehari–hari.
Salah satu warga Palestina, Abu Nada, yang mengaku diriya telah terbiasa mengkonsumsi air tercemar.
Hal itu dilakukan karena truk pengangkut air bersih terus mengalami penundaan pengiriman
Bahkan parapengsi harus menunggu hingga 10 hari lamanya hanya untuk mendapatkan air.
Raed Radwan, warga Palestina berusia 50 tahun dari Kota Gaza, juga menceritakan hal yang sama.
Radwan dan keluarganya kini mengkonsumsi air sumur yang tercemar, tak hanya itu ia juga harus mengurangi konsumsi air demi bisa bertahan hidup.
“Kami alami krisis air yang sangat parah, ini terjadi lebih dari tiga bulan. Karena kami hanya dapat jatah air sedikit setiap beberapa hari karena kekurangan bahan bakar,” paparnya.
“Dimana sebelum adanya perang, air yang ada ini biasa kami pakai untuk mencuci piring dan membersihkan, kini kami gunakan untuk minum. Menimbulkan banyak penyakit,” pungkasnya.