TANGSELIFE.COM – Dewasa ini, maraknya transportasi online tak ditampik sangat berdampak terhadap transportasi konvensional seperti angkot (angkutan kota).
Salah seorang supir angkot di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Budi (48), mengaku saat ini sangat kesulitan untuk mendapatkan penumpang.
Dikatakan Budi, ketika sedang beroperasi, ia harus menunggu waktu yang cukup lama di satu titik pemberhentian untuk mendapatkan satu orang penumpang.
“Makin kesini penumpang makin sedikit, sulit untuk mendapatkan penumpang apalagi di waktu siang hari,” kata Fikri saat berbincang dengan Tangselife.com di Ciputat, Jumat 06 Oktober 2023.
Pria yang mengemudikan angkot dengan rute Ciputat-Jombang itupun menyebut masyarakat yang masih menaiki angkutan umum didominasi oleh orang tua.
“Penumpang ramai ada waktunya, biasanya di pagi dan sore hari. Kebanyakan orang tua yang masih naik angkot,” lanjutnya.
Di lokasi yang sama, pengemudi angkutan kota lainnya rute Ciputat-Bintaro, Fikri (44), menyebut dalam sehari mendapatkan pemasukan yang tidak menentu.
“Kalau sepi paling cuma dapat Rp50 ribu kalau ramai bisa sampai Rp150 ribu,” ucapnya.
Pemasukan yang dihasilkan sebagian ia gunakan untuk setoran dan mengisi bahan bakar.
Sedangkan sisanya adalah pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Pengeluaran yang pasti banget itu setoran bisa sampai Rp100 ribu atau Rp110 ribu sama bensin paling, sisanya baru masuk kantong,” tandasnya.
Sementara itu, salah seorang pegawai swasta, Suci (34), mengaku sudah tidak lagi menggunakan angkutan umum untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
Suci mengaku lebih memilih menggunakan ojek online untuk bepergian.
Menurut Suci, ojek online dinilai lebih praktis untuk mengantarnya beraktivitas.
“Saya sudah lama tidak naik angkot, sudah lupa kapan terakhir naik angkot sudah lama banget,” tutur Suci.
“Saya selalu naik ojol, memang lebih mahal tapi lebih praktis dan bisa lebih cepat karena tidak terkena macet,” pungkasnya.
Reporter: Andre Pradana