TANGSELIFE.COM – Pasca gempa Bandung magnitudo 4,9 yang terjadi pada Rabu, 18 September 2024, sebanyak 19.000 warga mengungsi.
19.000 warga yang mengungsi berasal dari dari enam dusun di Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.
Kepala Desa Cibeureum, Abek Subekti mengatakan, kerusakan pasca gempa Bandung yang dialami desanya terbilang parah.
“Hampir seluruh bangunan di desa tersebut rusak. Sebanyak 19.000 warga dari enam dusun terpaksa harus mengungsi,” ujar Abek, Selasa 24 September 2024.
Imbasnya, belasan ribu warga Cibeureum terpaksa menempati tenda darurat yang sangat dingin dan tidak nyaman.
“Saat kejadian, genteng rumah berjatuhan dan saya serta keluarga merasa tidak aman untuk tinggal di rumah.”
“Kami tinggal di tenda seadanya dari terpal yang terasa dingin,” kata salah seorang warga yang mengungsi, Entin.
Pasca Gempa Bandung, Tenda Ramah Gempa Dibangun
Untuk mengakomodasi para warga yang mengungsi pasca gempa Bandung, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB) membangun tenda ramah gempa.
Tenda ramah gempa ini dibangun lebih tertutup, sehingga warga yang mengungsi merasa lebih aman dan nyaman.
Tenda ramah gempa ini dirancang dengan menggunakan bahan utama bambu yang diambil dari lingkungan sekitar.
Lebih lanjut, warga setempat turut dilibatkan dalam proses pembangunan.
Pelibatan masyarakat ini diharapkan dapat menciptakan partisipasi aktif serta semangat gotong royong yang sangat dibutuhkan dalam situasi darurat seperti ini.
Selain tenda, warga mendapatkan bantuan kebutuhan dasar lain seperti makanan, air bersih, susu, dan filter air.
Ke depannya, ada 10 tenda keluarga yang akan dibangun oleh Rumah Amal Salman untuk warga terdampak dengan kerusakan yang cukup parah.
“Terbukti ketika di (daerah terdampak gempa) Cianjur, tenda-tenda tersebut pernah dibangun dan dapat digunakan lebih dari satu tahun bagi warga yang rumahnya rusak berat,” ujar Abdul Aziz, Manager Program Rumah Amal Salman.