TANGSELIFE.COM– Puluhan kucing mati mendadak secara misterius di RW 05, Kelurahan Sunter Agung Kecamatan Tanjung Priuk, Jakarta Utara.

Peristiwa kucing mati mendadak telah terjadi sejak 6 Juli 2023, namun belum bisa dipastikan apa penyebab utama dari kematian ini.

Diketahui kucing yang mati mendadak itu sebagian peliharaan milik warga dan kucing liar jalanan.

Kucing-kucing tersebut sempat mengeluarkan cairan lewat kelaminnnya, lalu kejang-kejang sebelum akhirnya mati mendadak.

Tanda-tanda kucing mati mendadak itu dipaparkan langsung oleh Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara Unang Rustanto, mengatakan bahwa,

“Hingga kini belum diketahui penyebab kucing mati mendadak itu karena apa, mulut kucing tersebut tidak berbusa,” katanya.

“Gejala yang timbul hanya kejang-kejang dan mengeluarkan air kencing, maka dari itu belum bisa dipastikan apa penyebab kucing mati mendadak itu apakah diracun, masih menunggu hasil pemeriksaan keluar,” tambahnya.

Atas kejadian kucing mati mendadak ini maka pihak kepolisian turun tangan untuk melakukan investigasi bersama dengan Dinas KPKP Jakarta Utara.

Sampel kucing mati tersebut sudah dibawa petugas ke laboratarium Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan untuk dilakukan nekropsi dan patologi.

Pejabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan, telah mengambil sampel dan menunggu proses selanjutnya untuk mengetahui penyebab puluhan kucing yang mati mendadak.

Selanjutnya Heru mengatakan, tidak ditemukan penyebab kematian ini karena penyakit menular, namun pihaknya akan terus mendalami kasus ini.

Pengambilan Sampel Kucing Mati Mendadak.

Sebelumnya pada tanggal 12 Juli 2023, Dinas KPKP mengambil satu sampel kucing mati mendadak untuk dilakukan pemeriksaan nekrospi dan patalogi anatomi.

Dipastikan kabar yang beredar mengenai penyebab kucing mati mendadak itu karena diracun, tidak benar.

Selain itu, dugaan penyebab kucing mati tersebut terindikasi malnutris, namun berdasarkan pemeriksaan sampel pertama tidak ditemukan apapun.

Lambung kucing diketahui kosong dan hanya ada cacing, organ dalam kucing tersebut juga dalam keadaan yang normal.

Diketahaui memang ada beberapa kucing yang malnutrisi, namun itu bukan penyebab utama kematian puluhan kucing di Sunter.

Malnutrisi hanya mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh membuat kucing itu rawan terkena infeksi penyakit lainnya.

Kemudian, dilakukan penelitian dengan mengambil sampel darah, pakannya dan fesesnya dari kucing yang mati mendadak ini.

Untuk hasilnya dari ketiga sampel tersebut bukan karena rabies, karena hasi tesnya negatif.

Maka dari itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan pemeriksaan lanjutan dengan mengambil sampel otak dari kucing yang mati mendadak.

Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati juga mengimbau untuk warga yang memiliki hewan peliharaan agar memberi pakan yang berkualitas dan sesuai dengan umur dan jenis hewan tersebut.