TANGSELIFE.COM – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk membuka peluang bagi pelamar kerja dengan nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) di bawah 3,00.

Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra.

Kualifikasi ini berbeda dengan perusahaan besar pada umumnya yang membuka lowongan pekerjaan dengan persyaratan lulusan minimal S1 dengan IPK harus di atas 3,00.

Menurut Irfan, dalam rekrutmen management trainee (MT) Garuda Indonesia memiliki persyaratan usia di bawah 28 tahun dan minimal pendidikan S1.

Meskipun demikian, tak ada ketentuan ketat terkait IPK.

“Kita nggak mensyaratkan indeks prestasi harus di atas 3,00 karena yang di bawah 3,00 belum tentu bodoh. Seperti saya, saya itu di bawah 3,00 (IPK-nya),” tutur Irfan.

Pihaknya diketahui telah melakukan rekrutmen management trainee di mana terdapat 30 orang pendaftar untuk kuota 100 orang.

Selain nilai, Garuda Indonesia juga tak memprioritaskan universitas tertentu dalam persyaratan rekrutmen.

Dari 100 orang tersebut di mana pihaknya mendahulukan yang minoritas.

Perseroan ini berupaya menyeimbangkan latar belakang peserta management trainee antara mayoritas dan minoritas, misalnya saja seperti peserta beragama Buddha atau peserta dari Indonesia Timur.

“Buat mereka yang minoritas kita dahulukan, misal agama, kita menerima beberapa management trainee beragama Buddha dan beberapa management trainee asal Indonesia Timur. Jadi kita imbang semaksimal mungkin, nggak bisa selalu mesti dari Jakarta,” ucap Irfan.

PT Garuda Indonesia juga membuka lowongan untuk 60 awak kabin di mana sebanyak 800 orang telah mendaftar.

Berkaitan dengan awak kabin, ia melakukan perubahan persyaratan yang drastis yakni untuk S1 dan kontrak 5 tahun serta diperpanjang 5 tahun lagi.

Perubahan syarat ini terjadi sebelumnya awak kabin yang diterima adalah lulusan SMA, sehingga awak kabin itu tak punya pilihan ke depannya.

“Jadi nanti kalau setelah 10 tahun ada yang fantastis tentu kita teruskan, yang lain kita tawarkan untuk bisa pindah ke darat setelah 10 tahun.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Tangselife
Follow
Dwi Oktaviani
Editor
Dwi Oktaviani
Reporter