TANGSELIFE.COM – Reaksi Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri terkait hasil quick count Pilpres 2024 terungkap.

Reaksi Megawati Soekarnoputri soal hasil quick count Ganjar Pranowo-Mahfud MD diungkap oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan hasil quick count Pilpres 2024 sejumlah lembaga survei, Ganjar Pranowo-Mahfud MD berada di urutan terakhir.

Paslon nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD berhasil dikalahkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang menempati urutan kedua suara terbanyak.

Adapun suara terbanyak berhasil diraih pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dengan angka persentase di atas 50 persen.

Dengan angka hasil quick count Ganjar-Mahfud yang jauh dari ekspektasi, sontak reaksi Megawati Soekarnoputri pun disorot.

Perolehan Suara Ganjar Pranowo-Mahfud MD Jeblok, Begini Reaksi Megawati Soekarnoputri

Perolehan suara Ganjar-Mahfud sangat jauh dari suara yang diraih Prabowo-Gibran sekitar 50% dan Anies-Muhaimin (Cak Imin) yang memperoleh sekitar 20% suara.

Melihat data hasil quick count, Hasto Kristiyanto membeberkan reaksi Megawati terkait hasil quick count Ganjar-Mahfud.

“Bu Mega itu semuanya itu berjalan pada keyakinan. Itu yang kami jalani,” kata Hasto di DPP PDIP, Rabu 14 Februari 2024.

Bahkan, Hasto menyinggung film Dirty Vote yang viral jelang Pilpres 2024.

Menurut Hasto, di tengah viral film dokumenter yang ditujukan untuk pihaknya, PDIP tetap berjalan dengan teguh.

“Sehingga mengapa PDIP bisa survive meskipun ketika kita lihat film Dirty Vote, itu kan ditujukan ke Ganjar-Mahfud dan PDIP, kami dengan dukungan rakyat tetap eksis,” tuturnya.

Selain itu, Hasto mengaku semangat para pendukung justru makin terbakar untuk mengusut dugaan adanya kecurangan.

“Terbangun suatu upaya bahwa ada anomali yang harus kami lakukan suatu investigasi lebih lanjut.”

“Jadi semangatnya justru yang terjadi ini bukannya malah turun, tapi malah tambah bergelora spirit perjuangan kami,” kata Hasto.

Untuk itu, saat ini TPN Ganjar-Mahfud berencana membentuk tim khusus investigasi adanya dugaan kecurangan Pemilu.

Hasto tak menyangkal bahwa pembentukan tim investigasi ini bakal menimbulkan berbagai prasangka.

“Nanti barang kali akan muncul suara-suara, ‘kenapa harus dibentuk tim investigasi?’, ‘Oh (karena) tidak mau menerima kekalahan’.”

“Itu pasti yang akan muncul, kemudian muncul design pembelahan,” ujar Hasto.

Meski demikian, Hasto meyakini bahwa kalangan civitas academica, masyarakat sipil, hingga budayawan, tidak menginginkan adanya pembelahan.

“Maka sikap kami, kita tunggu proses penghitungan berjenjang karena ada proses 1 bulan, artinya tim khusus itu punya kerja waktu 1 bulan,” ujar Hasto.