TANGSELIFE.COM – Desas-desus mengenai tutupnya Shell Indonesia di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Indonesia ramai diperbincangkan belakangan ini.
Rumor tersebut pertama kali disampaikan oleh Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas).
Moshe sebagai selaku Ketua Komite Investasi Aspermigas menjelaskan bahwa langkah ini tak terlalu mengejutkan mengingat kuatnya Pertamina di pasar BBM dalam negeri.
“Dengan posisi Pertamina yang sangat dominan, persaingan bagi operator lain, termasuk Shell, menjadi lebih sulit,” tutur Moshe.
Selain itu, keputusan ini juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti penjualan kilang minyak bersejarah Shell di Singapura kepada TPIA dan Glencore.
Penjualan tersebut dinilai berdampak signifikan pada operasional bisnis Shell di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Di samping itu, ia menilai isu tersebut berdampak negatif bagi pasar keuangan dan investasi di Tanah Air.
Masyarakat dan investor akan bertanya-tanya mengenai kinerja industri minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia.
Moshe mencatat, keluarnya investasi dari Indonesia akan menimbulkan spekulasi publik. Beberapa orang akan melirik pertumbuhan permintaan produk migas sampai izin operasional.
Moshe mengaku telah mendengar rumor tersebut, namun memang belum diklarifikasi oleh manajemen Shell.
Shell Indonesia Bantah Rumor Tutup Seluruh SPBU di Indonesia
Menanggapi isu tersebut, Shell Indonesia buka suara.
Pihaknya menegaskan bahwa rumor yang beredar tentang penutupan operasional seluruh SPBU hanyalah isapan jempol belaka.
“Shell Indonesia menginformasikan bahwa informasi yang beredar soal rencana Shell menutup seluruh SPBU di Indonesia adalah tidak benar,” ucap Susi Hutapea sebagai Vice President Corporate Relations Shell Indonesia.
Susi menegaskan bahwa kini perusahaan tersebut masih berfokus pada kegiatan operasi SPBU.
Kendati demikian, perusahaan tak ingin berkomentar lebih jauh mengenai spekulasi yang terjadi di pasar.
“Shell Indonesia tetap berfokus pada kegiatan operasi SPBU untuk para pelanggan,” tutur Susi.