TANGSELIFE.COM – Salah satu Menteri di era Presiden Soeharto, Tanri Abeng meninggal dunia, Minggu, 23 Juni 2024, dini hari.

Said Didu juga meneruskan pesan WA terkait berita duka Tanri Abeng. Almarhum menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 02.39 dini hari tadi di RS Medistra Jakarta.

Informasi terbaru, Jenazah akan disemayamkan di rumah duka Jl. Simpruk Golf XIII Jakarta Selatan.

Profil Tanri Abeng

Tanri Abeng diketahui menjabat sebagai Menteri BUMN, pada era Presiden Soeharto dan BJ Habibie.

Sebelum menjadi Menteri BUMN, dari di laman Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Tanri Abeng merupakan pengusaha yang lahir di Selayar, Sulawesi Selatan, pada 7 Maret 1942.

Bahkan sosok almarhum pernah menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin, Ujung Pandang hingga Program Master of Business Administration di University of New York, Buffalo, Amerika Serikat.

Kemudian ia memperoleh beasiswa untuk mengambil Master of Business Administration dari State University, New York, AS.

Setelah lulus MBA, ia bergabung dengan Union Carbide, dimulai dari management trainee di Amerika Serikat.

Lalu saat berusia 29 tahun, menjabat direktur keuangan dan Corporate Secretary di perusahaan multinasional tersebut.

Setelah itu, Tanri mengundurkan diri dari Union Carbide dan memilih bergabung dengan PT Perusahaan Bir Indonesia (sekarang Multi Bintang Indonesia).

Lalu pada 1979, ia menjadi Chief Executive Officer (CEO) di Multi Bintang. Sejalan dengan perkembangan perusahaan, namanya berganti dari PBI (Perusahaan Bir Indonesia) menjadi PT MBI (Multi Bintang Indonesia).

Pada 1991, Tanri mendapat tantangan baru untuk menjadi CEO di Bakrie Brothers.

Pada perusahaan itu, ia coba melakukan restrukturisasi, profitisasi, dan pada akhirnya bisa menjadi perusahaan publik.

Hanya setahun, Tanri berhasil meningkatkan keuntungan kelompok usaha Bakrie itu hingga 30 persen.

Ketika pemerintah berniat melakukan pendayagunaan atau restrukturisasi dan privatisasi BUMN, Tanri menjadi orang yang dinilai paling kompeten.

Presiden Soeharto memberikannya kepercayaan menjabat Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Kabinet Pembangunan VII, kabinet terakhir pemerintahan Soeharto (1998).

Hingga masa pemerintahan B.J. Habibie, ia tetap dipercaya di posisi jabatan yang sama dalam Kabinet Reformasi (25 Mei s/d 13 Oktober 1999).

Setelah tidak menjabat menteri, Tanri lebih banyak memanfaatkan waktunya untuk mengembangkan pemikiran dan pendidikan manajemen, termasuk penulisan buku manajemen.

Ia membuat buku “Dari Meja Tanri Abeng: Managing atau Chaos”, yang diterbitkan Pustaka Sinar Harapan pada tahun 2000.

Tanri Abeng pernah mengungkapkan sebelum adanya Kementerian BUMN, ratusan perusahaan pelat merah berada di bawah 17 kementerian.

Kondisi tersebut tentu membuat kinerja perusahaan BUMN kurang maksimal.

“Jadi karakteristik BUMN kita waktu itu dan oleh pemimpinnya adalah pertama monopolistik, birokratik, comfort zone. Itulah yang harus diubah, harus ditransformasi,” kata Tanri saat acara yang digelar BUMN Muda, Rabu, 25 Agustus 2021.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Tangselife
Follow