TANGSELIFE.COM-Kakek Supriadi (63) kini tengah ramai jadi pembicaraan di media sosial, setelah perjalanannya ke Mekkah, Arab Saudi naik sepeda viral di TikTok.

Kisah perjalanan kakek asal Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ini dibagikan di akun TikTok @gibran_asry31, dan telah ditonton jutaan kali.

Dalam video itu, Supriadi dengan senyum sumringahnya, mengayuh sepeda yang telah diseting untuk membawa beberapa perlengkapannya.

Sementara itu, di bagian paling belakang sepeda terdapat pelat atau piringan bertuliskan “Indonesia to Makkah”, dengan bendera Indonesia di atas pelat tersebut.

Dalam unggahan video itu juga, para netizen ramai memberikan dukungan dan ucapan selamat.

Kisah Perjalanan Kakek Supriadi

Kakek Supriadi memulai perjalanannya dari Masjid Al-Ikhlas, Kelurahan Cilenggang, Kecamatan Serpong, pada 29 September lalu.

Dengan doa restu dari anak dan istrinya, Kakek Supriadi pun mengayuh sepedanya dari Kota yang memiliki moto Cerdas, Modern, dan Religius ini menuju Mekkah.

Daridukungan keluarganya, Supriadi mengaku tidak hanya mendapatkan semangat, tetapi juga menambah fit tubunya untuk terus mengayuh sepeda itu.

“Alhamdulillah kondisi badan masih sehat, dukungan dan doa dari keluarga dari anak dan istri bikin makin semangat,” ujarnya, saat tiba di Kabupaten Komering Illir, Sumatra Selatan.

Supriadi akan menempuh jalur berbagai provinsi di Indonesia hingga bisa menyebrang ke Malaysia melalui Batam.

“Selama perjalan sudah melewati beberapa provinsi seperti Banten, Lampung dan sekarang sampai di Sumatera Selatan. Selanjutnya saya akan berjalan arah Riau dan Batam,” ujarnya.

Supriadi menargetkan waktu perjalanan 7 bulan dengan sepedanya itu, dengan melewati 20 negara agar tibah di tanah suci Mekkah.

“Barulah nantinya nyebrang ke Singapura, total sekitar 20 negara yang akan dilewati hingga sampai ke Mekkah,” ujar Supriadi.

“Insyaallah tidak ada halangan 7 bulan sampai disana,” lanjutnya.

Mesjid dan musal yang ia temui selama perjalann itu lah, yang menjadi tempat peristirahatanya ketika Lelah.

“Perjalnan saya mulai pukul 06.00 WIB, lanjut sekitar jam 10.00 WIB untuk salat Dhuha, setelah itu lanjut lagi,” katanya.

“Setiap memasuki waktu salat saya akan selalu berhenti di masjid, tetapi setelah sholat Maghrib saya akan istirahat total di masjid. Jadi setiap harinya di perjalanan sekitar 5 jam saja,” tambahnya.

Supriadi menjelaskan, aksinya ini berlandaskan niat untuk menunaikan ibadah.

“Kalau daftar haji itu bisa nunggu 20 tahun, jadi saya tempuh jalan ini untuk menunaikan rukun Islam,” katanya.

Perjalanan ke Mekkah itu dengan mengayuh sepeda itu berawal dari obrolannya bersama teman, yang telah lebih dahulu mencoba ke Mekkah mengendarai sepeda.

“Iya awalnya hanya sebatas obrolan kosong kawan-kawan yang sudah duluan ke sana. Dari situ timbul niat untuk ke sana juga,” pungkasnya.

Sopiyan
Editor