TANGSELIFE.COM – Sedikitnya ada 12 anak di bawah umur yang jadi korban pelecehan seksual sesama jenis di salah satu wilayah Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang.
Aksi pelecehan seksual itu dilakukan oleh teman mainnya sendiri berinisial M (13) yang tinggal di pemukiman yang sama.
Sementara para korban masih berusia kurang lebih 8 tahun yang rata-rata masih duduk di bangku SD kelas 2 dan 3.
Paman dari salah satu korban, Agam mengatakan, keponakannya yang menjadi korban kebiadaban pelaku terdapat dua orang. Kedua keponakannya masih berusia 8 tahun.
Bocah Berusia 13 Tahun di Cisauk Diduga Lakukan Aksi Pelecehan Seksual ke 12 Anak
Berdasarkan pengakuan yang diterima Agam, aksi pelecehan seksual itu terjadi sejak sebelum hingga memasuki bulan puasa 2024 lalu.
Agam mengungkapkan, salah satu keponakannya mendapatkan perlakuan yang sangat menjijikan dengan dipaksa untuk meminum urine pelaku.
Sementara keponakan yang satunya mendapatkan kekerasan seksual dengan memasukkan benda tumpul ke dalam anusnya.
“Dia makan seblak, lalu seblaknya itu dikencingi. terus disuruh minum sama si pelaku. Kalau yang satu lagi di masukan kayu ke dalam anusnya, itu waktu bulan puasa,” kata Agam ketika dihubungi, Sabtu, 6 Juli 2024.
Agam mengungkapkan, keponakannya di rumah sempat menampilkan prilaku yang berbeda dari biasanya.
Pasalnya, selama kurang lebih dua bulan keponakannya itu hanya berdiam diri di dalam rumah dan tidak ingin main keluar.
“Keponakan saya yang minum air kencing itu sampai tidak keluar rumah hingga dua bulan. Kita sempat bertanya kenapa dia kenapa gak keluarmain, baru akhirnya dia cerita ke kita kalau ada perlakuan itu,” ungkapnya.
Usai mengetahui kejadian itu pihak keluarga korban langsung melakukan teguran kepada pelaku.
Agam mengungkapkan, semula para orang tua korban hanya mengetahui perlakuan yang diterima oleh anaknya hanya sebatas kenakalan anak pada umumnya.
Namun setelah dilakukan interogasi para orang tua dibuat kaget karena ternyata ada pelecehan seksual yang diterima korban.
Karena merasa sudah kelewat batas, para orang tua akhirnya memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.
“Total seluruhnya yang sudah diketahui menjadi korban ada 12 orang. Sejauh ini yang buat laporan ke Polisi sudah 8 korban,” pungkasnya.