TANGSELIFE.COM – Aksi pelecehan seksual yang dilakukan seorang pria berinisial HDW yang berprofesi sebagai guru sekaligus pembina Pramuka di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terungkap.

Informasi tersebut pertama kali diungkap oleh akun instagram @boimbomi melalui sebuah unggahan pada Minggu, 22 September 2024.

Korban pelecehan yang dilakukan pembina Pramuka itupun disebut-sebut mencapai belasan siswi.

Salah satu korban berinisial R (29) mengungkapkan aksi pelecehan seksual yang dilakukan HDW kepada dirinya.

Aksi pelecehan seksual yang dialami R (29) sendiri terjadi pada tahun 2010 silam, saat itu ia masih berusia 14 tahun dan sedang menempuh pendidikan kelas IX di salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang ada di Kota Tangsel.

R menceritakan, pelecehan yang diterimanya terjadi di sebuah ruangan yang menjadi tempat biasa berkumpulnya para anggota OSIS, Paskibra, dan Pramuka di sekolahnya.

Saat itu ia sedang curhat dengan pelaku tentang masalah yang dialaminya, namun secara tiba-tiba pelaku menawarkan terapi dengan alasan bisa membantunya tenang.

Awalnya proses terapi berlangsung dengan memberikan pijitan pada beberapa bagian tubuh, namun lama-lama pijitan menyentuh bagian area sensitif.

“Pertama cuma dipijit-pijit biasa, terus abis itu terus kemana-kemana, payudara saya diremas kalau gak salah, dia sempat nyuruh buka baju, aku waktu itu polos banget namanya masih remaja, saya buka baju tapi masih ada daleman semacam kaos daleman gitu,” kata R kepada Tangselife.com, Kamis, 26 September 2024.

Bahkan, lanjutnya, saat itu pelaku sempat meminta dirinya untuk membuka baju dan rok sekolah.

“Terus diremas-remas sama dia. Terus yang saya ingat sempat dicium bibir juga, abis itu terakhir dia suruh buka rok sama dalemannya tapi saya gak mau, waktu itu saya mikir ‘Oh udah gak bener nih’ saya alasan kalau saya mau les, terus akhirnya dia ngebolehin untuk pergi,” tuturnya.

Ia menerangkan bahwa aksi pelecehan yang dilakukan pelaku tidak dengan cara paksaan. Pasalnya pelaku memang memiliki keahlian melakukan pendekatan dengan cara mempersuasif siswi.

Ia menyebut, korban pelecehan seksual HDW diprakirakan mencapai belasan siswi, hal itu diketahui setelah terdapat beberapa siswi membuat laporan mendapatkan kejadian serupa.

“Akhirnya saat itu banyak yang lapor, jadi bukan aku doang, ternyata ada belasan orang lainnya, belasan adik kelas yang digituin juga sama dia,” ungkapnya.

Ia tak menampik usai mendapatkan pelecehan seksual ia dan beberapa rekannya mengalami trauma yang cukup mendalam.

“Jadi setiap ada dia aku kabur, terus adik-adik kelas yang lain tuh banyak yang lebih parah sampai yang kalau ngeliat dia tuh nangis jerit-jerit kabur gitu,” tuturnya.

Ia menuturkan, saat itu ia merasa bingung untuk mengadu kemana atas perlakuan yang diterimanya.

Namun akhirnya ia bersama beberapa korban lainnya sepakat untuk mengadukan ke guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolahnya.

Saat itu tuntutan korban kepada guru BK agar pelaku diberikan sanksi dengan tidak dibiarkan aktif lagi di dunia pendidikan khususnya di sekolahnya.

“Jadi waktu itu aku cerita ke dua sahabat aku yang mereka tuh anak Paskibra dan Pramuka juga. Awalnya mereka gak percaya, ternyata beberapa hari kemudian banyak laporan ke mereka, akhirnya mereka mutusin buat ngadu ke guru BK kita waktu itu, dia yang nengahin saat itu,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, salah satu korban lainnya wanita berinisial N (24) juga mendapatkan aksi pelecehan seksual dari HDW.

Pelecehan seksual itu ia terima saat dirinya duduk di bangku kelas XI salah satu SMK Negeri di Kota Tangsel pada tahun 2016 silam.

Saat itu ia yang masih berusia 16 tahun mendapatkan pelecehan saat mengikuti acara pendidikan Pramuka.

Aksi pelecehan terjadi di sebuah ruangan sekolah, ia yang saat itu menjadi salah satu peserta mendapatkan giliran masuk dalam ruangan untuk mendapatkan test sekaligus materi tentang kepramukaan.

Di dalam ruangan itu, N mengaku dapat pelecehan seksual dengan disentuhnya beberapa area sensitif pada tubuhnya.

“Pas di pertengah test itu tiba-tiba dia itu kaya orang yang setengah jongkok gitu, dia kaya nyuruh buat duduk di paha dia, saya ngomong ‘Mau ngapain kak?’ wajar dong saya nanya terus dia kaya ngeliat muka saya panik akhirnya gak jadi. Terus dia kaya mindahin bangku posisinya hadap-hadapan sama dia,” ujarnya.

“Dia kaya nanya-nanya tentang Pramuka terus tiba-tiba dia disitu kaya menceritakan pahlawan-pahlawan yang ada di Pramuka, kita tuh disuruh merem untuk untuk ngebayangin ceritanya dia gitu dia ngomong ‘Pokoknya kalau saya belum bilang buka maka jangan buka mata dulu’. Pas saya lagi merem, mata saya sedikit terbuka, posisi dia makin lama makin dekat, kalau saya gak sempat buka mata mungkin sudah kepegang area terlarang bagian dada,” tambahnya.

Pada momen itu, N mengaku reflek dengan memundurkan bangku yang didudukinya.

“Dia tiba-tiba langsung tutup mulut saya pakai tangan dia. abis itu dia langsung ngomong kaya gini ‘Pokoknya kalau sampai orang-orang pada tau jangan salahin kalau keluarga kamu termasuk kamu saya bikin sakit, bukan kamu doang yg saya giniin, semuanya juga pada kena sama saya’” ujar N.

Pelaku Pelecehan Seksual HDW Telah Dinonaktifkan

HDW sendiri saat ini sudah dinonaktifkan dari aktivitas kepramukaan di Kota Tangsel dan tempatnya mengajar di SMKN 5 Kota Tangsel.

Langkah penonaktifan sebagai tenaga pengajar di SMKN 5 Kota Tangsel dilakukan setelah pihak sekolah melakukan klarifikasi kepada HDW terkait informasi yang beredar bahwa ia melakukan aksi pelecehan seksual beberapa tahun yang lalu.

Kepala SMKN 5 Tangsel, Rohmani Yusuf, menyebut, dalam proses klarifikasi itu, HDW mengaku bahwa ia pernah melakukan pelecehan seksual.

“Yang bersangkutan sudah kami mintai klarifikasi dan kemarin kami sampai malam membuat BAP. Yang bersangkutan kalau kasus yang dulunya mengakui,” kata Rohmani beberapa waktu lalu di SMKN 5 Tangsel, pada Senin, 23 September 2024.

“Yang bersangkutan per hari ini tanggal 23 September sudah kami nonaktifkan dan terkait kelengkapan administrasi akan kami koordinasikan dengan Dinas Pendidikan Provinsi Banten,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Tangselife
Follow
Dwi Oktaviani
Editor
Andre Pradana
Reporter