TANGSELIFE.COM – SMPN 20 Tangsel yang berlokasi di Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Setu, mendapat penolakan dari sejumlah warga terkait proses renovasinya.
Dalam dokumentasi yang tersebar, warga sempat memasang spanduk tepat di tembok depan sekolah.
Spanduk itu berisi narasi penolakan renovasi SMPN 20 Tangsel.
Namun pantauan Tangselife di lokasi pada Kamis, 15 Mei spanduk tersebut terlihat sudah tidak terpasang di tembok tersebut.
Ketua RT 02, Desra Yusuf Harahap ketika ditemui menjelaskan, penolakan dilakukan karena proses renovasi sekolah itu tidak ada komunikasi warga sekitar.
Padahal para warga, khususnya yang bermukim dekat dengan sekolah tersebut terdampak langsung dengan adanya kegiatan itu.
“Sebenarnya wacana renovasi sekolah ini sudah mulai bergulir kurang lebih sejak tahun 2022, tapi warga tidak mendapatkan informasi secara lebih jelas detailnya seperti apa pembangunannya,” kata Desra, Kamis, 15 Mei 2025.
Oleh karena itu, lanjut Desra, akhirnya para warga memutuskan untuk memasang spanduk penolakan agar suara mereka didengar.
“Dalam hal pemasangan spanduk dan instruksi kepada pekerja untuk menghentikan sementara kegiatan dikarenakan jalur-jalur komunikasi yang diawal kami coba lakukan itu tidak ada tanggapan yang baik,” ungkapnya.
Desra menekankan bahwa tindakan yang dilakukan oleh dirinya dan beberapa warga bukan bentuk penolakan terhadap pekerjaan pemerintah.
Terlebih, proyek tersebut merupakan fasilitas pendidikan yang notabennya sangat diperlukan dan dibutuhkan oleh masyarakat.
“Kalau rencana pembangunan kami setuju, mendukung. Karena beberapa warga kami anak-anaknya (sekolah) disini, jadi manfaatnya kita rasakan” tuturnya.
“Namun diluar dari kegiatan belajar mengajar itu komunikasinya tersendat seakan-akan sekolah yang berlokasi dan beralamat di tempat kami tapi sama sekali gak ada komunikasinya dengan warga sekitar,” pungkasnya.
Pengamatan Tangselife di lokasi, tampak tidak ada proses pembongkaran pada bangunan SMPN 20 Tangsel.
Di dalam area sekolah tampak terdapat satu unit mobil eskavator, namun kendaraan itu tidak beroperasi.
Sementara sebagian bangunan sekolah tampak sudah mulai hancur, puing-puing tembok pun berserakan di area sekolah tersebut.

