Tangselife.com – Riska masih syok. Dia trauma lantaran nyawanya hampir melayang usai ditodong pakai pisau dapur oleh kawanan perampok di rumahnya.

Dirinya hanya bisa pasrah, menuruti permintaan para perampok. Karena selain nyawanya, dia harus memikirkan keselamatan balitanya yang baru dua bulan dilahirkan.

Ya, Riska Khaerunnisa jadi korban perampokan di rumahnya sendiri di Jalan Cendrawasih 6, Kelurahan Sawah Baru, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Kamis (26/5/2022).

Insiden itu terjadi menjelang siang, sebelum dzuhur sekira pukul 11.00 WIB. Saat itu, Riska atau akrab dipanggil Ica itu memang hanya berdua di rumah dengan anaknya.

Keluarga besarnya sedang ada acara ke Bogor. Rumah sepi dan pintu dapur di sebelah kanan tak dikunci.

Sambil menggendong anaknya, Ica bercerita kepada Tangselife.com di rumahnya yang dominan cat kuning mustard itu.

Ica bercerita, saat itu dirinya pulang dari warung neneknya di depan. Di sana Ica pun tak lama lantaran diminta membawa anaknya yang tengah tidur ke warung khawatir terjadi sesuatu.

Sebelum kembali ke warung, Ica ke kamar mandi. Tiba-tiba setelah keluar dari kamar mandi dia ditendang dari belakang oleh satu perampok.

“Saya ditendang di bagian pinggang dari belakang, langsung jatoh ke lantai,” katanya mulai bercerita.

Setelah tersungkur di lantai, Ica kemudian disekap. Tangan dan mulutnya diikat kencang pakai baju oleh perampok. Ibu dua anak itu tak bisa melawan, lantaran pisau ditodong ke arahnya.

“Perasaanya takut, syok banget, mau teriak takut, disuruh diem karena dia pegang pisau,” katanya pasrah.

Para perampok kemudian beraksi, mencari barang-barang berharga di empat kamar yang ada. Ica yang disekap di belakang lemari kaca dekat kamarnya itu hanya bisa berdoa dalam hati agar anaknya tak ikut jadi sasaran kekerasan.

“Sekitar 30 menitan perampok ngacak-ngacak kamar. Terus bawa kabur perhiasan punya kakak, katanya sekitar 7-8 gram,” ungkap Ica sambil menunjukk tempatnya disekap tak berdaya.

Ibu muda yang baru 21 tahun itu hanya bisa menangis dirinya jadi sasaran perampokan saat kondisi rumah tengah sepi.

Saat para perampok kabur, Ica mulai berusaha mencari pertolongan. Sekuat tenaga dia ‘ngesot-ngesot’ di lantai menuju pintu dapur berwarna hijau yang jadi akses masuk-keluar perampok itu.

Sambil tersumpal ikatan baju di mulutnya dan kedua tanganny, Ica berteriak sekuat tenaga. Meski suaranya kecil, berharap ada tetangga yang mendengar.

Beruntung, rintihan minta tolongnya itu di dengar tetangga depan rumahnya. Ica pun diselamatkan. Ikatan baju di kedua tangan dan mulutnya dilepas.

Dia menghampiri anaknya di kamar yang menangis. Kemudian melaporkan insiden itu ke neneknya di warung.

“Ke depan pintu dapur ngesot-ngesot. Teriak suara pelan, sebisa mungkin biar ada yang nolongin,” ungkapnya.

Sementara sang ibu, Susilawati (49) tak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya. Sambil menghela nafas dia mengungkapkan rasa khawatir setelah dikabari anaknya disekap oleh perampok.

“Hati nggak karuan, jantung udah dag dig dug. Saya mikirin anaknya. Katanya anaknya nggak apa-apa lagi tidur, saya udah pengen pingsan, pengen langsung balik dari Bogor udah nggak karuan,” ungkapnya sambil mengelus dada.

Sebelum berangkat ke Bogor, Susi sempat merasa ada yang anak. Pasalnya dua kali dia bulak-balik ke rumah lantaran ada barang-barang yang tertinggal.

“Apa aja ketinggalan, ceritanya saya baru mau berangkat susu buat cucu ketinggalan. Udah mau berangkat cemilannya ketinggalan lagi. Dua kali balik,” terangnya.

“Ada aja yang ketinggalan kayak punya firasat buat balik dulu. Ternyata ada musibah nggak disangka-sangka,” tambah ibu dua anak itu.

Dia heran, lantaran akses ke rumahnya itu terbilang terbatas. Hanya ada satu jalan pavingblock yang cukup untuk satu motor dan buntu.

Susi menduga, pelaku sudah menargetkan rumahnya dan tahu lokasi sekitar. Terlebih, aksi perampokan terjadi saat rumah baru ditinggal pergi.

“Kayaknya pelakunya sih mungkin ada orang deket yang ngasih tahu. Saya kan ngomong mau pergi kan ke lingkungan sini doang keluarga. Bisa aja dia bukan palakunya, tapi dia yang ngasih info,” katanya menduga.

Kini dia dan keluarganya menyerahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian. Mereka berharap, para pelaku segera tertangkap agar tidak ada korban lain yang serupa. (vyh/dre)