TANGSELIFE.COM– Malam lailatul qadar merupakan waktu yang paling ditunggu-tunggu umat Islam selama menunaikan puasa pada bulan Ramadan.

Lailatul qadar adalah malam kemuliaan yang sering juga disebut sebagai malam 1.000 bulan.

Hal ini karena siapapun yang melaksanakan ibadah pada malam lailatul qadar tersebut maka nilai ibadahnya lebih baik dari melaksanakan ibadah 1.000 bulan.

Selain itu, ayat-ayat pertama Al-Qur’an juga diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW lewat malaikat Jibril ketika malam lailatul qadar.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, dalam Al-Qur’an:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.

Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar“. (Q.S. al-Qadr [97]: 1-5)

Lalu kapan malam lailatul qadar terjadi?

Kapan Lailatul Qadar 2023?

Rasulullah SAW sendiri tidak pernah menjelaskan secara pasti kapan malam lailatul qadar terjadi ketika bulan Ramadan. Oleh sebab itu, para ulama memiliki pandangan yang berbeda terkait terjadinya malam lailatul qadar.

Setidaknya ada sekitar 40 ulama yang berpendapat mengenai kapan waktu terjadinya malam lailatul qadar tersebut.

Mengutip dari website Majelis Ulama Indonesia (MUI Digital), pendapat yang paling populer di kalangan para ulama adalah pada waktu 10 malam terakhir bulan Ramadan.

Hal ini disandarkan sebagaimana hadist Rasulullah SAW:

عن عائشةَ رضِيَ اللهُ عنها أنَّ رسولَ الله صلَّى الله عليه وسلَّمَ قال: ((تَحرُّوا لَيلةَ القَدْرِ في الوَتْر من العَشرِ الأواخِرِ من رمضانَ) رواه البخاريُّ )

Artinya: “Dari Aisyah ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: bersungguh-sungguhlah kamu beribadah pada malam Qadar yaitu pada malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.” (HR. Bukhari)

Dalam hadist lain dari Imam At-Tirmidzi, juga menyebutkan:

“Diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa Lailatul Qadar adalah malam ke dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh dan malam ke dua puluh sembilan dari bulan Ramadan.” (HR. Al-Tirmidzi).

Karena itu, salah satu ulama hadist terkemuka dari mazhab Syafi’i, Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari menyebutkan bahwa pendapat paling unggul terkait malam lailatul qadar, adalah jatuh pada 10 malam terakhir bulan Ramadan.

Ibnu Hajar bahkan mengatakan tanggal potensialnya terjadinya malam lailatul qadar, yaitu pada tanggal 21 dan 23 Ramadan. Tetapi sebagian ulama lain berpendapat pada malam tanggal 27 Ramadan.

Tanda-tanda Turunnya Malam Lailatul Qadar

Meskipun kapan waktu jatuh malam lailatul qadar belum bisa dipastikan, tetapi ada ciri-ciri yang menandakan datangnya malam lailatul qadar, sebagaimana dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad:

وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ َ: إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيْهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ, لاَ بَرْدَ فِيْهَا وَلاَ حَرَّ, وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيْهَا حَتَّى تُصْبِحَ, وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيْحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً, لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ, وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ.

Artinya: dan Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya tanda lailatul qadar adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya.

Dan sesungguhnya, tanda lailatul qadar adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu.” (HR Ahmad).

Berdasarkan hadist tersebut maka dapat diketahui bahwa tanda-tanda malam lailatul qadar ditunjukan oleh alam, berikut rinciannya:

1. Malam yang Terang dan Bercahaya

Salah satu tanda malam lailatul qadar adalah kondisi malam yang terang dan bercahaya dengan sinar bulan yang indah. Langit pun akan terlihat bersih tanpa adanya awan yang menghalangi sedikit pun.

2. Udara yang Sejuk

Selain malam yang terang, udara juga akan terasa sejuk dan damai ketika malam lailatul qadar terjadi. Rasulullah SAW juga menjelaskan dalam hadistnya yang diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi:

“Yaitu malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, udara yang tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan tampak kemerah-merahan.” (HR Imam Al Baihaqi).

3. Bulan Terlihat Separuh

Dalam hadist lain, Rasulullah SAW juga pernah menjelaskan mengenai tanda atau ciri malam lailatul qadar, yakni bulan yang nampak separuh.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Kami pernah berdiskusi tentang Lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW. Kemudian beliau SAW bersabda, “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR Muslim).

4. Matahari Terbit dengan Cerah namun Tidak Terik

Ciri terakhir mengenai malam lailatul qadar yang disebutkan oleh Rasulullah SAW adalah bahwa pada esok harinya matahari akan terbit dengan sinar yang cerah namun tidak menyilaukan dan tidak terik.

Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan Muslim oleh Ubay bin Ka’bah ra, bersabda:

Artinya : “Matahari terbit pada pagi hari (yang malamnya merupakan malam lailatul qadar) tanpa cahaya yang menyilaukan. Ini seakan-akan seperti belanga hingga meninggi.” (HR Muslim).

Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

Setidaknya ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan malam yang lebih baik 1.000 bulan tersebut, yakni:

1. Mempersiapkan Diri

Para ulama berpendapat bahwa untuk mendapatkan keutamaan malam lailatul qadar adalah dengan mempersiapkan diri.

Misalnya memahami kapan terjadinya malam lailatul qadar dari tanda-tanda yang telah ditunjukkan.

2. Meningkatkan Kualitas Puasa

Ibadah puasa yang dijalankan selama Ramadan ketika lailatul qadar bisa ditingkat kualitasnya. Dalam hal ini merujuk pada puasa batin.

Puasa batin berarti sebagaimana kemampuan umat muslim dalam mengendalikan hawa nafsu yang bisa mengurangi pahala puasa.

3. Meningkatkan Ibadah di Luar Puasa

Cara yang terakhir untuk mendapatkan malam lailatul qadar adalah meningkatkan ibadah di luar ibadah puasa. Seperti memperbanyak sedekah, membaca Al-Qur’an, salat malam, dan lain sebagainya.