TANGSELIFE.COM- Melansir dari IFL Science, dalam 1 miliar tahun ke depan, suhu Matahari diprediksi akan meningkat 10 persen lebih panas dibandingkan suhu saat ini.

Layaknya manusia, Matahari juga memiliki umur. Namun umur Matahari tak hanya mencapai puluhan tahun, tetapi bisa mencapai miliaran tahun.

Ilmuwan memperkirakan saat ini, Matahari berusia sekitar 5 miliar tahun atau memasuki fase paruh baya (middle age).

Meskipun demikian, makin tua usia Matahari, para ahli memprediksi bahwa Matahari akan memanas makin cepat dalam 5 miliar tahun mendatang.

Makin panas Matahari tentu akan mempengaruhi sistem tata surya dan berdampak pada Bumi. Siklus karbon akan melambat sehingga banyak tumbuhan yang tak bisa bertahan.

Dari catatan para ilmuwan, usia Matahari ini pun dapat memberikan pengaruh negatif terhadap planet lainnya, termasuk Bumi.

Menurut ilmuwan, pada suatu saat di masa depan, Bumi akan tidak lagi bisa menjadi tempat yang layak bagi tumbuhan untuk hidup.

Akibatnya, rantai makanan akan terganggu dan terjadi krisis ekologi yang serius. Diperkirakan peristiwa ini akan terjadi sekitar 600 juta tahun lagi.

Melansir dari IFLscience pada Rabu (26/4/2023), mikroba yang dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan di Tata Surya juga akan menderita akibat perubahan ini.

Dalam kurun waktu 1 miliar tahun ke depan, suhu Matahari diperkirakan akan meningkat sebesar 10 persen dari suhu saat ini.

Hal ini akan menyebabkan peningkatan efek rumah kaca yang tidak dapat dikendalikan lagi. Lautan akan menguap dan menyebabkan kekeringan di seluruh dunia.

Efek rumah kaca yang tidak terkendali akan menyebabkan laut-laut menguap dan menyebabkan kekeringan di seluruh planet.

Akibatnya, Bumi akan berubah menjadi sebuah planet yang mirip dengan Venus, yang mampu melelehkan segala benda yang ada di permukaannya.

Kondisi ini akan membuat manusia tidak mampu bertahan hidup di Bumi lagi ketika waktu tersebut tiba.

“Bumi dan Mars kemungkinan akan berputar masuk ke matahari, sementara planet lainnya akan terdorong ke luar,” kata laporan IFLscience.

Menurut para ilmuwan, pada akhirnya matahari akan mengalami proses meleburkan semua lapisan intinya dan menghasilkan sebuah objek bintang baru yang dikenal sebagai “White Dwarf“.

Setelah kehilangan banyak massa, White Dwarf tidak lagi mampu mempertahankan planet-planet yang tersisa.

Simulasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 30 miliar tahun ke depan, planet Jupiter diperkirakan akan menjadi satu-satunya planet yang tersisa.

Jupiter akan bertahan setelah tiga planet lainnya musnah dalam waktu 10 miliar tahun.

Meskipun Jupiter sebagai planet terakhir kemungkinan akan bertahan cukup lama, namun pada akhirnya akan terdorong keluar dari sistem tata surya dan bergabung dengan bintang lain.

Hasil simulasi menunjukkan bahwa planet terakhir ini diperkirakan akan meninggalkan sistem tata surya dalam kurun waktu 100 miliar tahun.

Durasi ini jauh lebih lama daripada usia alam semesta yang diperkirakan sekitar 13,8 miliar tahun.