TANGSELIFE.COM – Tufting jadi kata kunci yang sering dicari oleh masyarakat di mesin pencari Google selama beberapa bulan terakhir.

Salah satu yang paling banyak dicari adalah ‘carpet tufting‘.

Adapun pengertian tufting adalah seni merajut asal Inggtis yang biasanya menggunakan sebuah alat mirip pistol untuk membuat karya atau dikenal sebagai tufting gun.

Walaupun bisa menghasilkan beragam karya seni, teknik ini sering digunakan untuk membuat kerajinan karpet hingga selimut.

Selain kedua benda tersebut, kerajinan tangan ini bisa menghasilkan produk kreatif berbentuk 3D atau sedikit timbul, seperti bantal, tas, hiasan dinding, dan yang lainnya.

Bahkan teknik ini juga bisa digunakan sebagai sarana memanfaatkan pakaian lama menjadi bentuk yang lebih menarik sehingga bisa digunakan kembali.

Jadi Solusi Self Healing yang Menyenangkan

Seiring dengan perkembangan zaman, kerajinan tangan menggunakan tembakan khusus benang ini jadi populer dan diminati oleh generasi muda untuk mengisi waktu luang mereka.

Sebagai pendiri tempat tufting pertama di Indonesia, Facile Hanif mengungkapkan tren kerajinan tangan ini dimulai di Indonesia sejak 2023 lalu.

Kehadirannya membuat sejumlah generasi Z penasaran untuk mencoba, mengingat aktivitas ini sebuah wadah untuk berkreasi.

Tak hanya viral semata, tufting menjadi media bagi generasi muda untuk terapi atau self healing.

Sebanyak 95 persen anak muda yang datang ke terapis dan berkonsultasi, tak semuanya merasa terbantu, hanya empat sampai lima orang saja.

Ini disebabkan karena konseling ke terapis dianggap membosankan, sehingga anak muda lebih membutuhkan terapi dengan kegiatan menyenangkan.

“Tufting ini bisa disebut ‘art therapy‘ karena teknik atau cara melakukannya pun dengan menembak, jadi tak membosankan,” ucap Facile Hanif.

Langkah-langkah Melakukan Tufting

Teknik tufting
Tufting gun jadi salah satu alat utama dalam kerajinan tangan ini (Instagram.com/lifeistuft.jkt)

1. Membingkai kain

Tahap pertama untuk melakukan tufting adalah menyiapkan kain yang akan dijahit dan bentangkan pada bingkai.

Pastikan kain terpasang kencang agar prosesnya lebih mudah dan rapi. Biasanya kain yang digunakan agak tebal agar hasilnya lebih maksimal.

2. Membuat pola

Jika kain sudah terpasang dengan benar, buatlah desain atau pola yang diinginkan di atas kain dengan spidol.

Pola yang ingin dibuat bisa berupa gambar, tulisan, atau motif apapun sesuai dengan kreativitas.

3. Proses menembakkan benang ke kain

Setelah desainnya sudah siap, selanjutnya kamu bisa memulai menyempurnakan desain dengan menembakkan benang mengikuti pola yang sudah dibuat.

Gunakan warna benang sesuai dengan desain dan pasangkan benang ke dalam tufting gun.

Menariknya, tidak menembakkan benang dari bagian depan kain, tetapi dari belakang.

Tujuannya untuk menyembunyikan simpul benang sehingga membuat jaitan pada pola gambar terlihat lebih rapi dan kuat di sisi depan kain.

4. Backing dan finishing

Jika prosesnya sudah selesai, langkah berikutnya adalah merapihak sisa-sisa benang.

Caranya dengan memotong sisa-sisa benang bagian depan dan belakang kain.

Setelah itu tahap pengeleman bagian belakang kain menggunakan lem lateks. Sebelum itu, tutup permukaan dengan kain liner atau bahan pelapis.

Tujuannya agar hasil karya kerajinan ini lebih kokoh dan jahitan tak mudah lepas.

Dwi Oktaviani
Editor