TANGSELIFE.COM-Bulan Ramadan telah berakhir dengan datangnya bulan Syawal ditandai dengan perayaan Idul Fitri atau Hari Kemenangan bagi umat Muslim setelah sebulan berpuasa. 

Tapi puasa selama Ramadan akan lebih sempurna jika diteruskan dengan puasa Syawal. Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Syawal setelah bulan Ramadan. 

Puasa Syawal terdiri dari enam hari berturut-turut atau dilakukan terpisah pada hari-hari yang berbeda pada bulan Syawal.

Puasa Syawal memiliki banyak manfaat, antara lain membersihkan tubuh dari sisa-sisa toksin dan racun yang terdapat dalam tubuh, dan meningkatkan imunitas tubuh.

Selain itu juga ternyata puasa Syawal meningkatkan kualitas tidur, dan membantu menurunkan berat badan.

Selain manfaat kesehatan, puasa Syawal juga memiliki manfaat rohani, yaitu dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Dengan melakukan puasa Syawal, umat Muslim diingatkan kembali akan pentingnya menjaga kesucian dan kebersihan hati serta tetap mempertahankan ibadah puasa setelah bulan Ramadan.

Meski begitu, puasa Syawal tidak diwajibkan bagi umat Muslim dan hanya bersifat sunnah. Namun, puasa Syawal memiliki banyak keutamaan yang didapat bagi siapa saja yang melaksanakannya.

Puasa Syawal selama enam hari dan keutamaan mengerjakannya setelah bulan Ramadhan disampaikan Abu Ayyub Al-Anshari RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh,” (HR Muslim).

Hukum waktu pelaksanaan puasa Syawal:

1. Boleh Tidak Berturut-turut

Puasa sunnah Syawal diajurkan selama enam hari dan sebaiknya dilakukan tepat setelah Idul Fitri, yakni pada 2-7 Syawal. 

Namun orang yang berpuasa di luar tanggal itu sekalipun tidak berurutan tetap mendapat keutamaan puasa Syawal setara puasa wajib setahun penuh.

Bahkan orang yang mengqada puasa atau menunaikan nazar puasanya di bulan Syawal tetap mendapat keutamaan seperti mereka yang melakukan puasa sunah Syawal, seperti yang disampaikan Syekh Ibrahim Al-Baijuri berikut:

وإن لم يصم رمضان كما نبه عليه بعض المتأخرين والظاهر كما قاله بعضهم حصول السنة بصومها عن قضاء أو نذر

Artinya: “Puasa Syawal tetap dianjurkan meskipun seseorang tidak berpuasa Ramadan-seperti diingatkan sebagian ulama muta’akhirin-. 

Namun yang jelas-seperti dikatakan sebagian ulama-seseorang mendapat keutamaan sunnah puasa Syawal dengan cara melakukan puasa qada atau puasa nadzar (di bulan Syawal),” (Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri ‘alâ Syarhil ‘Allâmah Ibni Qasim, Darul Fikr, Juz I, Halaman 214).

2. Tata Cara Puasa 

Sedangkan untuk pembacaan niat puasa Syawal dilakukan seperti puasa yang lainnya, tetapi berbeda dengan puasa Ramadan. 

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى 

Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnatis Syawwaali lillaahi ta’aala Arti: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT. 

Niat puasa sunnah Syawal bisa juga dilakukan di siang hari sejauh belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

3. Pahala Puasa Satu Tahun

Dalam Alquran, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-An’am ayat 160 bahwa setiap satu amal ibadah akan dibalas pahala sepuluh kali lipatnya. 

Mengacu pada hal tersebut, maka satu bulan puasa Ramadan dikali 10 sama dengan 10 bulan, kemudian 6 hari puasa Syawal dikali 10 sama dengan 2 bulan, sehingga 10 bulan ditambah dengan 2 bulan sama dengan 12 bulan.

4. Tanda Diterimanya Puasa Ramadan

Tumbuhnya sikap konsisten dari dalam jiwa merupakan salah satu ciri-ciri diterimanya amal ibadah. Melakukan puasa sunnah Syawal atas dorongan diri sendiri merupakan ciri diterimanya puasa Ramadan seseorang.

5. Sebagai Tanda Syukur

Melakukan puasa sunnah Syawal merupakan tanda syukur seorang hamba terhadap rezeki yang telah diberikan selama bulan Ramadan.

Sesuai hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, dalam hadits tersebut Rasulullah bersabda bahwa siapa saja yang berpuasa Ramadan dengan dasar iman dan berharap pahala serta ridha Allah SWT, maka dosanya yang lalu akan diampuni.

5. Menjaga Konsistensi Ibadah

Seusai bulan Ramadan, biasanya banyak ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadan menjadi terputus usai bulan puasa berakhir. 

Dengan menjalankan puasa sunnah Syawal, maka hal tersebut dapat dilihat sebagai suatu konsistensi dalam menjaga ibadah.