TANGSELIFE.COM – Rencana penutupan Jalan Raya Puspiptek oleh BRIN ditolak warga. Alasannya, penutupan jalan milik Pemerintan Provinsi Banten itu akan memberi dampak negatif bagi warga.

Penutupan Jalan Raya Puspiptek itu dikhawatirkan akan berdampak negatif tak hanya bagi warga Tangsel, tetapi juga warga Tangerang dan Bogor.

Maka itu, rencana penutupan Jalan Raya Puspiptek di Setu itu ditentang oleh ratusan warga. Mereka menggelar demonstrasi pada Kamis, 18 April 2024.

Demo tersebut, merupakan demo susulan yang pernah dilakukan pada 5 April 2024 lalu. Mereka bersikukuh menolak rencana penutupan jalan yang akan dilakukan 6 April 2024.

Demo penutupan Jalan Raya Puspiptek itu dilakukan warga lantaran khawatir kebijakan tersebut akan berdampak buruk bagi perekonomian warga.

Koordinator demo, Nur Hendra, menyayangkan tak ada sosialisasi soal rencana penutupan jalan yang dilakukan oleh BRIN itu.

Para warga, lanjut Hendra, tahu soal rencana penutupan jalan itu dari berita yang beredar diberbagai media.

“Tidak ada sosialisasi, warga mengerahui itu dari pemberitaan yang beredar di media sosial sekaligus adanya spanduk yang bertuliskan bahwa tanggal 6 April akan ada penutupan jalan,” ungkap Hendra.

Hendra menuturkan, warga bersikukuh menolak keras penutupan jalan tersebut karena dianggap akan berdampak buruk bagi warga sekitar terutama segi ekonomi.

Pasalnya, saat ini banyak warga sekitar yang mencoba peruntungan mencari rezeki disepanjang jalan tersebut.

“Karena apalbila akses jalan ditutup itu akan berdampak secara ekonomi masyarakat yang ada di wilayah Muncul,” ungkapnya.

“Warga yang terdampak bukan hanya dari Muncul saja, ada warga Kabupaten Bogor dan Tangerang yang sangat terdampak,” tegasnya.

Hasil Mediasi Penutupan Jalan Raya Puspiptek

Jalan Raya Puspiptek
Warga saat mediasi dengan BRIN soal rencana penutupan Jalan Raya Puspiptek, Kamis, 18 April 2024. Foto: Tangselife/AndrePradana

Hendra menyebut, hasil mediasi yang diikuti oleh 10 orang perwakilan warga dengan pihak BRIN itu tak membuahkan hasil baik.

Pasalnya, pihak BRIN hanya memberi tenggat waktu untuk memberikan keputusan akan tetap melanjutkan penutupan atau batal.

“Pertemuan hari ini tidak deadlock, mereka hanya menerima aspirasi dari masyarakat,” kata Hendra, usai menggelar audiensi di gedung Guest House Puspiptek.

Dalam pertemuan itu, pihak BRIN berjanji akan memberi keputusan pada 23 April 2024 mendatang. Keputusan tersebut pun dibuat oleh Kepla BRIN.

“Berdasarkan keterangannya tanggal 23 April akan ada jawaban terkait tuntutan kami,” papar Hendra.

Ancam Demo Lebih Besar

Hendra menyebut warga akan kembali melakukan aksi demonstrasi dengan jumlah massa yang lebih banyak jika tuntutannya tidak diakomodir oleh pihak BRIN.

“Kalau memang pada tanggal 23 April tidak memuaskan hasilnya, kami akan melakukan aksi yang lebih besar lagi,” ujarnya.

Intan
Editor
Intan
Reporter