TANGSELIFE.COM– Kota Tangerang Selatan rawan banjir, ini penyebab dan penanganannya yang dilakukan pemerintah daerah (pemda) setempat.

Penyebab utama banjir adalah karena alih fungsi lahan resapan air menjadi pemukiman penduduk sejak bertahun-tahun lalu.

Akibatnya, menyebabkan daerah Kota Tangerang Selatan kerap kebanjiran akibat kiriman air dari hulu maupun saat hujan deras.

Tangerang Selatan rawan banjir
Peta rawan banjir di Kota Tangerang Selatan yang dikeluarkan oleh BPBD Provinsi Banten.

Selain itu juga, bentang alam yakni topografi yang berada di dataran rendah dengan ketinggian 10-18 meter di atas permukaan laut (dpl) membuat Kota Tangerang Selatan rawan banjir.

Selain banjir, Kota Tangerang Selatan juga rawan dilanda tanah longsor, pohon tumbang, hingga puting beliung saat hujan deras.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangerang Selatan mencatat 35 titik lokasi rawan bencana di wilayah itu pada 2022 lalu.

Bencana itu seperti banjir, tanah longsor dan juga puting beliung serta pohon tumbang.

Untuk banjir kerap terjadi di Perumahan Pondok Maharta, Pondok Kacang Prima, Vila Mutiara, Komplek Payung Mas, Vila Dago Tol dan beberapa wilayah lainnya. 

Sedangkan wilayah rawan longsor tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Setu, Serpong dan Kecamatan Pamulang yang kontur tanahnya berbukit-bukit.

Terakhir banjir akibat hujan deras terjadi di lima perumahan di daerah itu pada Sabtu 20 Mei 2023 sore lalu.

Kabid Kedaruratan dan Logistik Kota Tangsel, Faridzal Gumay mengatakan kalau banjir yang melanda lima perumahan itu akibat dipicu hujan intensitas deras dengan durasi kurang lebih 2 jam.

“Banjir akibat hujan deras yang disertai dengan angin kencang,”  terang Faridzal, Minggu 21 Mei 2023.

Adapun perumahan yang terdampak banjir yakni Komplek BPI Pamulang Timur dengan ketinggian 20-35 cm, Komplek MA Pamulang Timur dengan ketinggian air 30-40 cm.

Kemudian banjir juga terjadi di Perumahan Lembah Pinus, Pamulang Timur dengan ketinggian 15 cm, Perumahan Citra Prima Serpong dengan ketinggian 80 cm.

Selain itu juga, banjir juga terjadi di Perumahan Reni Jaya tepatnya di Jalan Flamboyan, Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang dengan ketinggian 10 cm.

Sementara itu, BPBD Provinsi Banten mengeluarkan peta rawan banjir di Kota Tangerang Selatan. Dalam peta itu terdapat beberapa daerah rawan banjir.

Seperti Kecamatan Serpong di wilayah Paku Jaya menjadi lokasi rawan banjir. Lalu, Kecamatan Ciputat daerah rawan banjirnya adalah Cipayung, Rengas, Sawah, Sawah Baru dan Sarua.

Sedangkan daerah rawan banjir di Kecamatan Ciputat Timur adalah kawasan Rempoa dan Cirendeu. 

Selanjutnya daerah rawan banjir Kecamatan Pondok Aren adalah Pondok Baru, Jurangmangu Timur, Jurangmangu Barat, Perigi Baru dan Pondok Betung. 

Penimbunan Situ Jadi Penyebab Tangerang Selatan Rawan Banjir

Selain alih fungsi lahan berupa pertanian jadi permukiman, sejumlah situ yang seharusnya menjadi daerah resapan dan kawasan parkir air juga sudah berubah.

Sejumlah situ di kota itu ditimbun dan dijadikan lahan permukiman. Contohnya, Situ Rompong di Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur yang luasnya menurun hingga 60 persen.

Situ itu berubah menjadi daratan akibat dari pendangkalan dan dikepung rumah-rumah liar hingga daerah genagnan air berkurang.

Selain itu juga, perubahan peruntukan situ dan daerah resapan air lainnya membuat Kota Tangerang Selatan jadi rawan banjir

Upaya Penanganan Tangerang Selatan Rawan Banjir

Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan berupaya melakukan langkah-langkah untuk mencegah banjir makin meluas di wilayahnya.

Ada sejumlah penanganan yang sudah dilakukan yakni membangun turap, pembangunan kolam retensi, dan perluasan drainase.

Pembangunan turap seperti dilakukan di kali yang melintasi Perumahan Puri Bintaro Indah, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, yang selalu banjir saat hujan tiba.

Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengatakan penataan aliran sungai penting bagi penanganan banjir.

Selain membangun turap, Pemkot Tangerang Selatan juga mengeruk dan melebarkan badan sungai.

“Begitu sungai dikeruk isinya bukan tanah, pasir atau lumpur saja. Tetapi ada sandal, ada bekas besi, bantal dan lain-lain,” terang Benyamin belum lama ini.

Benyamin juga berjanji akan terus menata sungai, baik itu membangun tanggul, turap, dan kegiatan lain yang mendukung penanganan banjir. 

“4 kilometer penataan sungai kita lakukan. Penataan sungai itu akan terus kita lakukan di titik-titik banjir. Pondok Maharta dan Puri Bintaro Indah sudah kita selesaikan,” paparnya.