TANGSELIFE.COM – Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menegaskan PBB kutuk keras serangan bom yang terjadi pada acara peringatan kematian Qassem Soleimani di kota Kerman, Iran, Rabu, 3 Januari 2024.
Diketahui Soleimani merupakan mantan komandan Pasukan Quds yang tewas oleh serangan pesawat nirawak (drone) Amerika Serikat (AS) di Irak pada 3 Januari 2020.
PBB kutuk keras serangan tersebut, disampaikan Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Florencia Soto Nino kepada awak media, seperti yang dilaporkan Anadolu Agency.
“Sekretaris Jenderal mengutuk keras serangan hari di kota Kerman di Republik Islam Iran, yang menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai lebih banyak lagi,” ujarnya.
Nino mengatakan, sikap PBB kutuk keras lantaran aksi tersebut meruoakan aksi teror.
Lanjutnya, Guterres juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban serta Pemerintah Iran atas serangan teror di Kerman.
Kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA) dalam pemberitaannya melaporkan, terdapat dua ledakan yang terjadi dalam aksi teror tersebut.
Menurut IRNA, kedua bom yang diledakan tersebut ditempatkan di dekat area pemakaman Soleimani dan diledakkan dari jarak jauh.
Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi mengatakan, ledakan pertama terjadi pada pukul 15:00 waktu setempat.
Sementara ledakan bom kedua ketika orang-orang berkumpul untuk menyelamatkan dan mengevakuasi korban dari ledakan pertama.
Menurut Vahidi, ledakan bom kedua dalam kejadian itu, justru memakan lebih banyak korban.
“Aksi teroris ini akan ditanggapi dengan respons yang kuat dan menghancurkan dari aparat keamanan dan militer dalam waktu sesingkat-singkatnya,” ujar Vahidi.
Dari hasil data yang da sementara, sedikitnya 103 jiwa tewas. Sementara korban luka menembus setidaknya 188 orang.
Meski hingga kini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di Kerman.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan, Akan memberikan tanggapan keras terhadap dalang serangan tersebut.
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan, dinas keamanan negaranya lakukan mengidentifikasi para aktor di balik serangan itu, kemudian menghukum mereka.