TANGSELIFE.COM – Puluhan aktivis lingkungan dari Greenpeace Indonesia mendatangi Graha Unilever yang berada di jalan BSD Grand Boulevard.
Mereka menggelar aksi damai dengan membawa kembali sampah kemasan saset dari berbagai produk Unilever yang beredar di tengah masyarakat.
Aksi itu sebagai bentuk protes Greenpeace kepada pihak Unilever agar bertanggung jawab terhadap kemasan saset produknya yang selama ini dinilai mencemari lingkungan.
Menanggapi itu, Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundatin, Maya Tamimi mengatakan, sejauh ini pihaknya berupaya meningkatkan investasi untuk menemukan berbagai solusi dalam mengurangi penggunaan kemasan saset.
Salah satunya dengan melakukan pengembangan sistem pengemasan yang dapat digunakan kembali dan diisi ulang, alternatif bahan kemasan dan format baru yang inovatif.
“Secara global kami telah mendirikan Packaging R&D Centre yang semata-mata berfokus pada pengembangan bahan dan teknologi pengemasan masa depan,” kata Maya dalam keterangan tertulis yang diterima Tangselife.com, Kamis, 20 Juni 2024.
Digeruduk Greenpeace Soal Sampah, Ini Sederet Tindakan yang Sudah Dilakukan Unilever untuk Menangani Persoalan Sampah Kemasan Miliknya
Maya mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang mengembangkan solusi dan teknologi material terkini untuk membuka cara dan peluang baru dalam mengemas produk dengan membentuk tim yang terdiri dari sekitar 50 ilmuwan material yang profesional di bidang pengemasan.
“Hingga saat ini kami telah melakukan lebih dari 50 uji coba penggunaan ulang dan isi ulang secara global, dan bekerja sama dengan Business Groups kami untuk menerapkan pembelajaran dari uji coba ini dan mengembangkan model yang paling menjanjikan,” terangnya.
Maya menyebut, pada tahun 2023 pihaknya telah mengumpulkan dan memproses 56.159 ton sampah plastik.
Angka itu lebih banyak dari total plastik yang pihaknya gunakan untuk di jual dalam bentuk kemasan produk.
Selain itu pihaknya juga telah memperluas jaringan gerai isi ulang menjadi sekitar 800 yang menyediakan produk dari merek-merek seperti Rinso, Sunlight, dan Wipol.
“Jaringan kami yang terdiri dari sekitar 4.000 Bank Sampah juga memberikan penghargaan kepada masyarakat, termasuk konsumen berpenghasilan rendah yang telah membantu mengumpulkan, menyortir, dan mengembalikan kemasan bekas pakai, serta dalam beberapa kasus, melakukan uji coba isi ulang,” pungkasnya.