TANGSELIFE.COM – Airin-Ade membocorkan sekilas visi dan misi yang akan dikerjakan jika kelak terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten di Pilkada 2024.
Salah satunya visi dan misi Airin-Ade untuk Tangerang Raya yang meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Airin yang sempat mencicipi kursi Wali Kota Tangsel selama dua periode terlihat begitu memahami kondisi Tangerang Raya, terutama wilayah yang pernah ia pimpin.
Menurut Airin, fokus utama yang akan dikerjakannya bersama Ade Sumardi yakni membenahi aset yang ada di wilayah Tangerang Raya.
“Fokus kami di wilayah Tangerang Raya adalah mengurusi aset pemerintah Provinsi yang ada di wilayah Tangerang Raya,” ujar Airin usai melakukan pendaftaran di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banten, Rabu 28 Agustus 2024.
Airin-Ade Prioritaskan Pendidikan untuk Wilayah Tangerang Raya
Selain mengurusi aset Pemprov Banten, Airin-Ade akan memprioritaskan sektor pendidikan di wilayah Tangerang Raya, khususnya tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Program prioritas pertama adalah pendidikan, khususnya SMA, SMP kan tanggung jawab kita.”
“Kita akan membangun sekolah baru, menambah ruangan kelas, dengan prinsip tidak boleh mematikan sekolah swasta,” ujar Airin.
Salah satu program yang akan dijalankan yakni pemberian beasiswa bagi setiap peserta didik yang berminat bersekolah di sekolah swasta.
“Beasiswa per siswa bagi anak-anak Banten yang mau bersekolah di mana pun di sekolah swasta, asalkan putra-putri bapak ibu semuanya anak-anak Banten ini masuk ke dalam Kartu Keluarga di kabupaten/kota.”
“Kita akan subsidi walaupun tidak besar, kita akan subsidi, mau sekolah di sekolah mana saja,” tukas Airin.
Sepengalaman Airin, tak sedikit kasus calon peserta didik yang tidak kebagian kursi lantaran sejumlah faktor, misalnya persoalan kuota hingga kebijakan PPDB Zonasi.
“Nanti kita akan bikin skema secara aplikasi dan yang lainnya, sehingga ada bantuan pembiayaan bagi anak-anak yang memang terpaksa tidak bisa bersekolah karena memang kuota ruang kelasnya tidak menampung.”
“Dan juga banyak akibat dari PPDB Zonasi dan lainnya, ini yang saya temukan di wilayah di lapangan,” ujarnya.