TANGSELIFE.COM – Saat ini, pekerja industri  di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tengah dihantui adanya potensi badai PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Tangsel mencatat hingga bulan September 2023 sedikitnya terdapat 4.500 pekerja yang terkena PHK.

Disnaker Tangsel memprakirakan akan ada potensi penambahan PHK dalam jumlah besar hingga akhir tahun 2023 mendatang.

Pemkot Tangsel Diimbau Lakukan Antisipasi Badai PHK

Menanggapi itu, Wakil Ketua DPRD Kota Tangsel, Iwan Rahayu, meminta pemerintah untuk bergerak cepat mengantisipasi adanya potensi badai PHK.

“Dinas tenaga kerja harus lakukan persuasif kepada perusahaan, kalau masih bisa diupayakan jangan terjadi pemutusan hubungan kerja,” kata Iwan Rahayu kepada Tangselife.com, Kamis 12 Oktober 2023.

Iwan berharap pemerintah mampu menjalani perannya untuk menjembati kedua belah pihak agar mampu menghasilkan keputusan yang terbaik.

“Pointnya jangan saling memberatkan, di sinilah perannya pemerintah itu hadir ditengah pekerja yang terancam PHK dan perusahaan yang sedang dalam situasi sulit,” tegasnya.

Kendati demikian, Iwan tak menampik bahwa kondisi perekonomian sedang berada di masa-masa sulit.

Kendati demikian, menurutnya, PHK bukanlah satu-satunya jalan keluar untuk menyelesaikan masalah saat ini.

“Kalau perusahaan pasti dalam situasi sulit saat ini, tapi jangan dilakukan pemutusan hubungan kerja,” ujar Iwan.

“Atau misalnya bisa saja di rumahkan terlebih dahulu, kalau nanti perekonomian mulai bangkit, tanpa harus lagi merekrut karyawan baru.”

”Ini kan situasinya sama seperti Covid atau dalam keadaan ekonomi tidak sehat,” pungkasnya.

Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Kota Tangsel, Ledy MP Butarbutar, meminta Pemkot Tangsel dapat mengambil langkah untuk mencari jalan keluar bagi para pekerja yang terkena PHK.

Menurut Ledy, salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh Pemkot yaitu dengan cara membuka kesempatan bagi pekerja yang terkena PHK untuk menjadi seorang wirausaha.

“Saat ini harus banyak memberikan edukasi dan pelatihan-pelatihan yang berbasis soft skill.”

”Jadi ke depan menciptakan jiwa-jiwa entrepreneurship, pelaku-pelaku usaha yang mandiri,” terang Ledy.

“Namun terap harus mendapatkan pendampingan agar bisa eksis dan konsisten dari sisi permodalan,” pungkasnya.

 

Reporter: Andre Pradana

Dien
Editor