TANGSELIFE.COM – Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie meminta kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) untuk mengevaluasi kegiatan study tour di seluruh sekolah.
Evaluasi itu dilakukan sebagai respon dari adanya insiden kecelakaan bus yang menewaskan 11 siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang beberapa waktu lalu.
Terlebih, lanjut Benyamin, kecelakaan yang merenggut nyawa juga pernah menimpa masyarakat Tangsel dalam beberapa tahun terakhir.
Ia tak ingin kejadian serupa kembali terjadi khususnya kepada masyarakat Tangsel.
“Saya tidak mau kejadian ini berulang, seperti kasus kecelakaan maut di tanjakan Emen 2018 lalu yang menelan puluhan warga Pisangan Ciputat Timur meninggal dunia, kecelakaan peziarah asal Serpong Utara di Guci Tegal pada tahun 2023 lalu, dan belum lama peziarah asal Pondok Aren di kilometer 179 tol Cipali,” kata Benyamin, Rabu, 15 Mei 2024.
Benyamin pun menyarankan agar kegiatan study tour yang telah direncanakan oleh setiap sekolah untuk ditunda terlebih dahulu. Menurutnya hal itu bisa meminimalisir potensi adanya kejadian serupa terulang.
“Saya prihatin dan berduka cita atas insiden itu. Lebih baik ditunda dulu deh ya, kita utamakan sisi keselamatan siswa dulu,”ujarnya.
Benyamin menyebut, study tour sekolah bisa diganti dengan beberapa kegiatan lain yang juga memiliki manfaat dan bisa dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah.
“Kan masih bisa dilaksanakan di lingkungan sekolah, gelar event seni musik atau even positif lainnya,” pungkasnya.
Dindikbud Layangkan Surat Edaran Soal Study Tour
Sementara itu, Kepala Dindikbud Tangsel, Deden Deni mengaku telah melayangkan surat edaran kepada sekolah-sekolah yang ada di Kota Tangsel.
Surat edaran tersebut, Dindikbud Tangsel berharap pihak sekolah dapat melakukan pertimbangan matang sebelum memutuskan untuk melakukan kegiatan study tour.
“Dengan adanya insiden bus terguling yang menghilangkan 11 nyawa pelajar SMK Lingga Kencana Depok, tentunya saya prihatin atas insiden itu, saya sudah meminta ke seluruh sekolah untuk mengevaluasi,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan study tour yang kerap dilakukan ada saat kelulusan sekolah tidak harus dilakukan di luar daerah.
Deden mengingatkan bahwa pihak sekolah wajib mengutamakan keselamatan ketimbang keuntungan yang didapat dari study tour tersebut.
Kendati demikian, Deden mengungkapkan, jika memang pelaksanaan study tour ke luar daerah dinilai penting untuk menimba ilmu siswa, pihak sekolah diimbau untuk mengetahui standarisasi dalam menyewa kendaraan.
“Baik supir maupun kendaraannya wajib disertai sertifikat uji kelayakan, karena jaminannya keselamatan untuk semua penumpang,” pungkasnya.