TANGSELIFE.COM – IISIA Business Forum (IBF) 2023 sudah dibuka sejak Kamis, 9 November 2023.

Acara yang digelar selama tiga hari ini akan merumuskan peta jalan industri baja di Indonesia.

Bagi masyarakat yang tertarik dengan acara ini bisa langsung datang ke ICE BSD City selama 9-11 November 2023.

Acara ini tidak dipungut biaya sepeserpun!

IISIA Business Forum adalah wadah yang mempertemukan seluruh stakeholder industri baja di dalam negeri.

Pernyataan ini turut disampaikan oleh Chairman Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) sekaligus Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Purwono Widodo, ketika pembukaan IISIA Business Forum 2023 berlangsung.

Ia mengungkapkan, IISIA Business Forum akan membantu mencari solusi atas permasalahan industri baja nasional saat ini.

Hasilnya akan diserahkan kepada pemerintah selaku pemangku kebijakan.

“Memperoleh masukan atas kebijakan pengembangan industri baja nasional dalam rangka menciptakan kemandirian bangsa,” paparnya.

Menurut dia, acara ini adalah kegiatan pameran dan seminar tahunan yang mempertemukan seluruh stakeholder industri baja nasional.

IBF 2023 merupakan business forum kedua yang dilaksanakan IISIA bersama Kadin Indonesia dan dukungan Kementerian Perindustrian.

IBF tahun ini berlangsung selama tiga hari dimulai dari Kamis, 9 November 2023 sampai Sabtu, 11 November 2023.

Rangkaian acaranya diikuti oleh industri 110 peserta pameran yang terdiri dari 76 perusahaan, empat kementerian, 16 asosiasi, empat perguruan tinggi, dan 15 UMKM.

Turut dihadiri oleh 30 narasumber dengan 11 pembicara dari kementerian, enam pembicara dari perusahaan, lima pembicara internasional, dan dua pembicara akademisi.

Pada pelaksanaan IISIA Business Forum 2023, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto hadir dan membuka langsung acara tersebut.

Ia turut menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan III 2023 tetap tumbuh kuat sebesar 4,94% (yoy), walaupun sedikit melambat dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 5,17% (yoy).

Lebih lanjut, Airlangga memaparkan bahwa nilai ekspor besi baja meningkat jadi USD28,48 miliar dari sebelumnya sekitar USD8 miliar di 2019.

Sementara itu konsumsi baja nasional yang sebesar 16 juta ton baru terpenuhi sebesar 12 juta ton.

Hal ini menunjukkan bahwa peluang industri baja untuk tumbuh masih sangat besar.

“Dengan pengembangan Green steel dan Blast furnace hilirisasi batu bara, Indonesia sebagai salah satu dari “The Largest Steel Producer” memiliki peluang yang besar untuk masuk ke pasar global. Demand 1,5 juta ton untuk industri otomotif menjadi potensi yang dapat kita manfaatkan karena baru 900.000 kebutuhan baja otomotif yang dipenuhi oleh produsen baja nasional. Dengan begitu, diharapkan industri baja dapat ‘terbang’ untuk menghasilkan lebih banyak lagi devisa untuk negara,” tambah Airlangga.

Di sisi lain, Menteri Perdagangan Republik Indonesia Zulfikli Hasan yang turut hadir dalam acara IISIA Business Forum 2023 menyampaikan bahwa industri baja adalah sektor yang memainkan peran utama dalam memasok bahan baku vital untuk pembangunan di bidang infrastruktur, produksi barang modal, alat transportasi maupun persenjataan.

Sehingga dibutuhkan sinergi dan kolaborasi antara asosiasi, pemerintah dan pelaku usaha.