TANGSELIFE.COM – Sebuah aksi bullying atau perundungan diduga kembali terjadi di Binus School Serpong.

Jika sebelumnya aksi bullying dilakukan oleh siswa SMA, kali ini perundungan diduga terjadi di tingkat TK Binus School Serpong.

Aksi bullying tersebut dikabarkan dialami salah satu siswa TK Binus School Serpong berinisial J berusia 4 tahun.

Kronologis Dugaan Aksi Bullying di TK Binus School Serpong

Kakek korban, Rena Mulyana mengatakan, awal mula dirinya mengetahui kejadian tersebut ketika sang cucu tidak mau ketika diajak untuk berangkat sekolah.

Karena curiga dengan tingkah tersebut, akhirnya ia mencoba untuk berbicara secara baik-baik kepada cucunya tersebut untuk menanyakan apa yang terjadi.

Dari hasil pembicaraan tersebut sang cucu mengatakan bahwa ia tidak mau sekolah karena merasa takut.

“Kalau mau ajak ke sekolah dirayu dulu, dibeliin mobil-mobilan, mainan atau roti, terus nanti kalau udah sampai sekolah tidak mau turun ke sekolah, trauma berat,” kata Rena di Mapolres Tangsel, ditulis Jumat 23 Februari 2024.

rena
Rena Mulyana saat melaporkan kejadian yang dialami cucunya ke Mapolres Tangsel. Foto: Tangselife/Andre Pradana

Rena menyebut, berdasarkan pengetahuannya cucu dia telah mendapatkan aksi perundungan dari sesama temannya di TK sekira 4 sampai 5 kali dalam kurun waktu dari bulan Juni 2023 hingga Januari 2024.

Ia menjelaskan aksi perundungan yang diterima cucunya bervariatif mulai dari ditempeleng pada bagian kepala, dipukul, diinjak jari kelingkingnya hingga disikut pada bagian tulang iganya.

Rena mengungkapkan, akibat kejadian tersebut sang cucu kedapatan harus dilarikan ke rumah sakit karena mengeluh sakit pada bagian tubuhnya.

“Cucu saya ini setiap berapa bulan sekali itu dia mau tidak mau ke Dokter karena ada keluhan sakit di dalam,” tuturnya.

Bahkan Rena mengaku telah membawa cucunya tersebut ke psikiater untuk mengetahui keadaan psikisnya.

“Kita bawa ke psikiater, dokter di psikiater melihat ini serius, dibuat surat agar anak ini kalau sekolah ibunya ikut mengawasi supaya dia merasa nyaman dan aman,” ungkapnya.

Atas kejadian tersebut Rena mengaku kecewa dengan pihak sekolah, pasalnya dengan adanya kejadian tersebut, pihak sekolah tidak mengambil tindakan apapun.

Padahal, lanjut Rena, pihaknya telah berkali-kali meminta klarifikasi kepada pihak sekolah.

“Saya kecewa sekali dengan pihak Binus, karena kita coba berkali-kali untuk mediasi untuk menjalin jalan keluar, diselesaikan secara baik. Anak ini juga kasian dia masih TK juga, seharusnya teacher-nya dong, pembinanya, seharusnya dia atensi,” tegasnya.

Karena geram dengan sikap sekolah yang terkesan abai, akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk melakukan laporan ke Polres Tangsel.

Meski laporan tersebut ditujukan kepada teman cucunya, namun ia berharap hal ini dapat membuka mata sekolah Binus agar tidak abai terhadap apapun yang terjadi di lingkungannya.

“Sebetulnya intinya bukan kepada anak itu sih, Kepada pihak sekolahan dong, karenakan bagaimana pun pihak Binus lah yang harus profesional,” pungkasnya.

Andre Pradana
Reporter