TANGSELIFE.COM – Tata cara dan niat iktikaf di bulan Ramadhan 2024 lengkap dengan bacaan doanya bisa disimak dalam artikel ini.

Sebagaimana diketahui, iktikaf merupakan salah satu ibadah yang paling banyak dilakukan umat Islam pada 10 hari terakhir Ramadhan.

Dijelaskan Syaikh Alauddin Za’tari dalam buku Fikih Ibadah Madzhab Syafi’i, iktikaf secara bahasa bermakna berdiam diri, menahan, menekuni, dan menjalani sesuatu yang baik atau dosa.

Adapun menurut syariat, iktikaf yakni berdiam dirinya seseorang di suatu masjid secara khusus dengan tata cara tertentu.

Melansir buku Itikaf Penting dan Perlu karya DR. Ahmad Abdurra Al-Kubaisi, para fuqaha berpendapat bahwa hukum iktikaf wajib bagi orang-orang yang bernazar, karena nazar merupakan ikrar yang harus ditepati.

Namun jika seseorang tidak bernazar ingin menjalankan iktikaf, maka hukumnya sunnah.

Perintah Allah SWT mengenai iktikaf tercantum dalam Alquran surah Al-Baqarah Ayat 125:

وَإِذْ جَعَلْنَا ٱلْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرَٰهِۦمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ

Wa iż ja’alnal-baita maṡābatal lin-nāsi wa amnā, wattakhiżụ mim maqāmi ibrāhīma muṣallā, wa ‘ahidnā ilā ibrāhīma wa ismā’īla an ṭahhirā baitiya liṭ-ṭā`ifīna wal-‘ākifīna war-rukka’is-sujụd

Artinya:

“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumahKu untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud.”

Syarat Iktikaf

Syarat melakukan iktikaf antara lain:

1. Islam;

2. Berakal; serta

3. Suci dari junub, haid, dan nifas;

Surah An-Nisa Ayat 43:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَقْرَبُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنتُمْ سُكَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا۟ مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِى سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا۟ ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ ٱلْغَآئِطِ أَوْ لَٰمَسْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَآءً فَتَيَمَّمُوا۟ صَعِيدًا طَيِّبًا فَٱمْسَحُوا۟ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.”

“Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.”

4. Niat

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِي مَا نَوَى

Artinya:

“Sesungguhnya segala amalan haruslah dengan niat dan sesungguhnya bagi seseorang adalah apa yang diniatinya”. – HR. Bukhari dan Muslim serta Ashabus Sunan

5. Masjid

Para ulama sependapat bahwa salah satu syarat sahnya beriktikaf adalah melakukannya di masjid.

Firman Allah SWT:

“… dan janganlah kamu campuri mereka (istri-istri) itu, sedangkan kami beriktikaf di masjid.” – Al-Baqarah ayat 187

Waktu yang Tepat untuk Beriktikaf

Sebuah hadits Rasulullah SAW menyatakan bahwa:

“Rasulullah SAW dahulu menjalankan itikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadan,” – HR. Bukhari. Muslim, dan Ashabus Sunan

Adapun Aisyah istri Nabi SAW ia berkata:

“Adakalanya kebiasaan Rasulullah SAW dalam menjalankan itikaf sepuluh hari lamanya setiap bulan Ramadan. Dan pada tahun wafatnya beliau menjalankan itikaf selama 20 hari.” – HR.Bukhari dan Muslim

Tata Cara dan Niat Iktikaf

Berikut tata cara, niat, dan bacaan Iktikaf:

1. Membaca Niat Iktikaf

Umumnya, acaan niat iktikaf sebagai berikut:

نَوَيْتُ الاِعْتِكَافَ فِي هذَا المَسْجِدِ لِلّهِ تَعَالَى

Nawaitul i’tikaafa fii haadzal masjidi lillaahi ta’aalaa

Artinya:

“Saya niat iktikaf di masjid ini karena Allah SWT.”

Atau,

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ مَا دُمْتُ فِيهِ

Nawaitu an a’takifa fii haadzal masjidi maa dumtu fiihi

Artinya:

“Saya niat iktikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya.”

2. Menetap di Masjid

Pada dasarnya iktikaf adalah tentang berdiam diri dalam masjid sambil melakukan dzikir, merenung, membaca Al-Qur’an, dan kegiatan positif lainnya.

Namun demikian, menunaikan salat sunnah pun diperbolehkan.

Iktikaf utamanya dimulai setelah salat Subuh, sebagaimana hadits Rasulullah SAW:

“Dari Aisyah رضي الله عنها ia berkata, “Bahwa Nabi apabila hendak beriktikaf beliau salat Subuh kemudian masuk ke tempat iktikaf.” – HR. Bukhari

3. Melakukan Kegiatan Berguna

Melakukan kegiatan berguna untuk mendapat pahala, serta menghindari diri dari segala perbuatan tidak berguna dan yang membatalkan iktikaf.

4. Membaca Doa

Dsunnahkan memperbanyak membaca doa:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِي

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni.

Artinya:

“Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku.”