TANGSELIFE.COM– Seorang lansia dilaporkan cabuli balita dilaporkan ke Polres Metro Tangerang Kota. Tragedi pelecehan seksual itu dialami NP (4).

Balita perempuan itu jadi korban pencabulan oleh tetangganya yang juga pemilik kontrakan di daerah Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.

Adapun terduga pelaku pelecehan seksual itu berinisial AR berusia sekitar 60 tahun yang merupakan pemilik kontrakan tempat tinggal korban.

Cabuli Balita

Ibu korban berinisial N (28) mengatakan, peristiwa pelecehan seksual itu diketahui setelah NP mengeluhkan sakit di bagian alat kelamin usai pulang dari rumah pelaku.

N juga mengatakan kalau awal sang anak diajak makan sayur tahu oleh AR di rumahnya. Karena sudah kenal, N membiarkan saja anaknya dibawa ke rumah AR.

“Tapi saat pulang, anak saya nangis sambil ngadu kalau alat kelaminnya sakit. Pengakuannya diituin (dicabuli) sama yang punya kontrakan,” ucap N.

Mendengar pengakuan anaknya itu, N lantas mengecek kondisi buah hatinya itu ke klinik yang dekat tempat tinggal korban.

Dalam pemeriksaan, dokter menemukan luka di bagian alat kelamin bocah berusia empat tahun tersebut.

Dokter selanjutnya menyarankan N untuk melaporkan kasus kekerasan seksual itu kepada polisi. N lantas mendatangi Markas Polres Metro Tangerang Kota untuk melaporkan kasus tersebut.

Kasus pelaporan N terkait pelecehan seksual sang anak dilakukan ke Mapolres Metro Tangerang Kota pada 24 April 2023 lalu.

Laporan itu teregistrasi dengan nomor B/460/IV/2023/SPKT/POLRES METRO TANGERANG KOTA/POLDA METRO JAYA.

Usai dilaporkan, ibunda korban mengaku beberapa kali disodorkan uang oleh AR setelah meminta maaf karena melakukan pencabulan kepada anaknya, NP.

Uang segepok yang belum diketahui nominalnya itu juga sempat disodorkan AR kepada neneknya NP sebanyak tiga kali.

“Kalau nyodorin ke saya cuma sekali. Nominal uangnya enggak tahu berapa, cuma kasih uang pecahan Rp10.000 dan Rp5.000 segepok gitu,” ujar N juga.

Meski begitu, N beserta ibundanya menolak uang tersebut dan tetap melanjutkan kasus pencabulan balita itu ke jalur hukum.

Namun, AR lagi-lagi berupaya membujuk pihak keluarga korban. “(Pelaku) sudah mengakui. Malahan setiap ketemu ibu saya, pelaku selalu nawarin duit,” cetus N juga.

Kini N berharap agar kasus pencabulan yang menimpa anaknya itu segera ditangani kepolisian. Dia menuntut keadilan terhadap perlakuan tak senonoh terhadap anaknya tersebut.

Edukasi Agar Anak Terhindar Kasus Lansia Cabuli Balita

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua mengedukasi anak agar terhindar dari pelecehan seksual:

1. Perkenalkan Bagian Tubuh Sejak Dini

Cara pertama untuk dilakukan orang tua adalah memperkenalkan bagian tubuh pada anak sedari dini.

Ini bertujuan mengajari anak apa arti dan fungsi sebenarnya dari bagian tubuh, terutama organ reproduksi yang dimiliki anak.

Namun, penting bagi orang tua untuk menggunakan kata-kata yang pantas dalam menyebut bagian tubuh anak.

Hal ini bertujuan agar anak mengetahui artinya dengan benar, sehingga dapat membantu anak berbicara dengan jelas jika terjadi sesuatu yang tidak pantas.

2. Kasih Pemahaman Bagian Tubuh yang Pribadi

Anak juga perlu diberi penjelasan bahwa mereka memiliki bagian pribadi yang tak boleh dilihat apalagi disentuh semua orang.

Jelaskan bahwa orang tua dapat melihat anak telanjang saat mandi, tetapi orang lain hanya boleh melihat anak dengan pakaian.

Namun, jelaskan juga bagaimana situasi tertentu seperti saat diperiksa dokter dengan pendampingan orang tua, mengharuskan anak untuk melepas pakaiannya.

3. Ajari Anak untuk Bilang “Tidak”

Pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, bahkan dalam lingkungan keluarga besar.

Karena itu, ibu perlu mengajarkan anak untuk bilang “tidak” pada sentuhan atau aktivitas yang tidak diinginkan pada anak.

Sebagai contoh, ibu dapat mengajarkan anak untuk menjauh dan mengatakan “tidak” jika merasa tak nyaman saat digelitik atau dipeluk orang dewasa.

Meskipun orang yang menyentuh anak adalah orang yang terlihat baik atau orang terdekat dari keluarga.

4. Tanamkan Budaya Malu Pada Anak

Penting bagi orang tua untuk menanamkan budaya malu pada anak agar tidak sembarangan mengganti pakaian di tempat terbuka atau tempat umum.

Selain itu, anak juga perlu diajari bahwa tidak ada orang yang boleh mengambil foto bagian pribadinya.