TANGSELIFE.COMWisuda tanda kelulusan untuk siswa TK, SD, SMP, dan SMA menjadi topik yang ramai diperbincangkan beberapa hari belakangan ini.

Pasalnya, pelaksanaan wisuda jenjang TK, SD hingga SMA menuai pro dan kontra dari sejumlah masyarakat.

Apalagi, pembahasan mengenai wisuda TK-SMA ini oleh warganet di media sosial sangat riuh.

Banyak yang menilai bahwa wisuda sekolah memberatkan biaya orang tua tapi tidak sedikit warganet yang mendukung wisuda itu untuk kenangan sang buah hati semasa sekolah.

Bahkan, keluhan seorang warganet itu dikirimkan ke akun instagram Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim.

“Pak Nadiem, sekolah dari jenjang TK, SD, SMP, dan SMA mengadakan wisuda untuk kelulusan, tolong pak untuk mengambil kebijakan agar diberi larangan. Supaya tidak memberatkan orang tua,” tulis akun @arifin_olif.

Pasalnya, dalam acara wisuda tersebut,  para orang tua mengeluarkan uang untuk sewa toga, make up, sewa gedung, beli buket, dan lainnya.

“Sedang kan orang tua masih harus memikirkan biaya pendaftaran dan persiapan sekolah selanjutnya. Besar harapan kami pak Nadiem mau membantu,” tulis akun @arifin_olif juga.

Tapi di sisi lain, wisuda bagi anak-anak mulai dari TK hingga SMA menurut sebagian orangtua memiliki nilai positif.

Terutama untuk menciptakan kenangan sekali seumur hidup serta kebanggan dari sang anak telah lulus sekolah mulai tingkat TK, SD, SMP dan SMA.

Yudhistira, orangtua siswa SMP Nurul Fikri, Parung Bogor mengatakan wisuda sah-sah saja dilakukan oleh sekolah untuk menandai kelululusan.

“Kalau tidak memberatkan orangtua sih gak masalah. Sekolah anak saya wisuda dan perpisahan tidak berlebihan kok,” terangnya.

Senada diucapkan Nia Susilawati, 26, yang anaknya mengikuti wisuda di TK Ayah Bunda di kawasan Ciledug, Kota Tangerang.

“Memang bayar sih untuk wisuda. Tapi kan orangtua tidak beli baju dan toga melainkan hanya sewa,” terangnya juga.

Pro dan kontra itu juga muncul seputar perdebatan apakah anak TK hingga SMA perlu mengadakan acara kelulusan seperti wisuda mahasiswa.

Pembahasan mengenai perlu tidaknya wisuda bagi TK-SMA ini sebenarnya telah ramai diperbincangkan pada bulan yang saat kelulusan tahun lalu.

Tapi karena tidak adanya ketegasan dari Kemendikbudristek, maka perdebatan itu akhirnya terulang pada kelulusan tahun ini.

Sejumlah argumen menyebutkan kalau wisuda menjadi kehilangan maknanya sebab sebelumnya hanya dilakukan di bangku kuliah atau jenjang perguruan tinggi.

Namun, saat ini murid TK hingga SMA juga melakukan wisuda. Muncul pula penolakan wisuda untuk TK-SMA karena dinilai pemborosan dan dapat membebani orangtua.

Lalu, bagaimana tanggapan Kemendikbud Ristek terkait wisuda jenjang TK hingga SMA yang mulai marak belakangan ini?

Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek Anang Ristanto mengatakan kalau wisuda TK-SMA merupakan kegiatan yang opsional.

Dia mengatakan sesuai Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016, kegiatan bersama antara satuan pendidikan yang melibatkan orangtua harus didiskusikan dengan komite sekolah.

“Jadi Kemendikbudristek mengimbau pihak sekolah berkomunikasi dan bekerja sama dengan komite sekolah untuk masalah wisuda ini,” terangnya, Jumat, 16 Juni 2023.

Bila sudah ada komunikasi untuk menentukan pilihan yang terbaik untuk setiap sekolah yang tentu tidak membebani orangtua.

Pengamat Pendidikan Sebut Wisuda Umumnya untuk Perguruan Tinggi

Sementara itu, Pengamat Pendidikan Ina Liem membenarkan jika wisuda memang lebih umum diadakan untuk lulusan perguruan tinggi.

Wisuda sebagai tanda tuntas pendidikan formal dan seseorang akan siap memasuki dunia kerja usai menuntaskan sekolah.

Menurut Ina, wisuda merupakan bentuk penghargaan atas kerja keras para pelajar yang menyelesaikan pendidikan dari sekolah dasar hingga pendidikan tinggi.

Meski begitu, dia menyebut, wisuda tingkat sekolah baru menjadi kebiasaan di Indonesia mulai tahun 2000-an.

Dia juga mengatakan wisuda berlebihan pada tingkat TK, SD, SMP, dan SMA berpotensi menurunkan makna kerja keras jangka panjang.