TANGSELIFE.COM – DMC Dompet Dhuafa kirimkan 200 paket bantuan kepada 200 keluarga per 1.000 jiwa di Desa Goongo Tunio, Taluka Mehar, Distrik Padu, Provinsi Sindh, Pakistan, pada Senin, 8 April 2024.

Dari laporan yang diterima mitra kebaikan DMC (Disaster Management Center ) Dompet Dhuafa di Pakistan, masih banyak penyintas banjir yang menetap di tempat pengungsian karena rumahnya hancur akibat banjir bandang yang terjadi pada 2022 lalu.

Alasan dipilihnya Pakistan karena saat ini masih banyak warga yang masih tinggal dan hidup di kemah pengungsian pasca banjir bandang besar di tahun 2022.

“Kami memilih Pakistan karena hingga saat ini banyak warga yang masih tinggal dan hidup di kemah pengungsian waktu kejadian banjir bandang besar di tahun 2022,” ucap Narwan selaku Manajer Tanggap Darurat-Pemulihan dan Kerelawanan DMC Dompet Dhuafa.

DMC Dompet Dhuafa beri bantuan ke Pakistan

Alasan lainnya adalah karena lokasi tersebut merupakan wilayah respons yang dilakukan oleh DMC Dompet Dhuafa pada 2022 lalu.

Untuk itu DMC Dompet Dhuafa menggagas salah satu program Ramadan di pengungsian bertajuk Parsel Ramadan.

Program yang diusung oleh DMC Dompet Dhuafa ini menjadi sebuah doa dan bantuan kepada mereka yang sampai saat ini masih terdampak bencana alam dan bertahan di tengah kesulitan yang ada.

Banjir Bandang Pakistan 2022 Telan Ribuan Korban Jiwa

DMC Dompet Dhuafa beri bantuan ke Pakistan

Kilas balik pada tahun 2022 lalu, Pakistan mengalami musim hujan terparah sejak 1961 yang menimbulkan dampak buruk.

Akibatnya, curah hujan di Sindh dan Balochistan melebihi prediksi seperti yang dilaporkan oleh Departemen Meteorologi Pakistan.

Banjir berdampak pada lebih dari 33 juta orang di 94 distrik (menurut pemerintah setempat) yang mengakibatkan hilangnya 1.739 nyawa, sebagian besar di Sindh dan Balochistan.

Di antara mereka yang terkena dampak, diperkirakan 20,6 juta orang, termasuk 9,6 juta anak-anak yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Berdasarkan paparan data dari Global Climate Risk Index 2021 yang dibuat oleh Germanwatch, sebuah organisasi nirlaba asal Jerman yang bergerak di isu perubahan iklim, Pakistan adalah negara yang rawan terhadap risiko dampak perubahan iklim, yakni berada di peringkat ke-8.

Pakistan ada di urutan ke-125 dari 169 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia.

Lebih dari 10 tahun, kematian yang disebabkan oleh bencana alam didominasi oleh paparan gempa bumi di Pakistan.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir banjir juga memberi dampak yang sangat signifikan.

Kajian cepat yang dilakukan oleh UNICEF dan IPSOS setelah banjir menunjukkan bahwa kekurangan gizi akut pada anak-anak diakibatkan oleh gizi yang tak memadai, sanitasi, inflasi harga pangan, dan terbatasnya akses terhadap layanan gizi penting, khususnya di daerah yang terkena dampak banjir.

Pada bulan Juli 2023 lalu, Integrated Food Security Phase Classification (IPC) melaporkan bahwa lebih dari 2,1 juta anak, termasuk 1,5 juta anak dengan gizi buruk akut sedang dan 600.000 anak dengan gizi buruk akut parah memerlukan layanan nutrisi preventif, suplementasi, dan pengobatan di 32 distrik yang disertakan.

Ada 23 distrik dari 31 total dinilai memiliki tingkat kerawanan pangan kronis yang parah (IPC level empat) di provinsi Balochistan dan Sindh di mana proyeksi situasi akan tetap tinggi sampai akhir tahun 2023.

Melihat dari fakta di atas, DMC Dompet Dhuafa terus mengupayakan bantuan terbaik untuk saudara-saudari di Pakistan.

“Dalam doa kami, kami berharap mampu memberikan bantuan rumah kepada para penyintas yang masih menetap di tenda-tenda pasca banjir bandang. Mohon doa dan dukungannya,” ucap Narwan.

Dwi Oktaviani
Editor