TANGSELIFE.COM – Konflik antara militan Hamas dari Palestina dengan Israel masih berlangsung. Israel memperluas serangan daratnya untuk membombardir pasukan Hamas. Aliran listrik dan internet mati total lebih dari 12 jam.
Perluasan serangan darat itu gencar dilakukan sejak Sabtu (28/10/2023). Invasi besar-besaran itu dilakukan Israel sekaligus menutup jaringan komunikasi di Jalur Gaza.
Matinya jaringan komunikasi di Jalur Gaza itu akibat intensitas penyerangan dan tembakan artileri dari militer Israel terus meningkat.
Serangan besar-besaran Israel ini dilakukan untuk membalas serangan pasukan Hamas yang lebih dulu melakukan serangan mengejutkan secara menyeluruh dari darat, udara dan laut pada 7 Oktober lalu.
Serangan Hamas itu membuat Pemerintah Israel murka. Akibatnya, serangan balasan digencarkan. Jalur Gaza bak neraka bagi warga Palestina yang ada di sekitar.
Bom dan rudal meluluhlantahkan bangunan dan menewaskan ribuan orang. Konflik Hamas vs Israel masih terus berlanjut.
Pada Jumat malam (27/10/2023), Israel memutus jaringan komunikasi dan internet bagi 2,3 juta warga. Kondisi ini makin memperburuk keadaaan.
Dikutip dari Aljazeera, pasukan militer Hamas berjanji bakal membalas serangan Israel dengan kekuatan penuh setelah diserang semalaman di Jalur Gaza.
Pihak Kesehatan Palestina menyebut, ada sekira 7.703 warga palestina yang meninggal akibat Konflik Hamas vs Israel sejak 7 Oktober 2023. Pecahnya kembali konflik tersebut setelah Hamas melakukan serangan menyeluruh dari berbagai jalur yang mengejutkan Israel dan mengakibatkan 1.405 tewas.
Jaringan Komunikasi dan Internet Pulih Setelah Serangan Darat Israel
Kini, jaringan internet dan komuniaksi yang Padam akibat serangan Israel ke Jalur Gaza kemarin telah dipulihkan. Para penyedia jaringan internet berjibaku melakukan penanganan agar jaringan komunikasi kembali berfungsi di tengah perang.
Salah satu penyedia jaringan komunikasi, Paltel Group mengeklaim, saat ini jaringan telepon rumah, seluler dan internet plush secara berangsur.
Kurangnya komunikasi di kantong perang dapat menghambat upaya untuk informasi terkini soal perang dan pelanggaran kemanusiaan lainnya. Hal itu diingatkan oleh Organisasi Hak Asasi Manusia termasuk Amnesty International dan Human Rights watch.