TANGSELIFE.COM – Tangerang Selatan (Tangsel) jadi kota dengan polusi udara tertinggi di Indonesia pada 2023, terutama imbas dari banyaknya kendaraan mobil-motor yang digunakan kaum pekerja.

Fakta tersebut didapat berdasarkan laporan Kualitas Udara Dunia Tahunan ke-6 yang dirilis oleh IQAir, perusahaan teknologi pemantau kualitas udara asal Swiss.

Dalam laporan tersebut Tangsel menduduki peringkat 41 sebagai kota dengan kualitas udara terburuk dunia.

Pengukurannya berdasarkan kadar PM2,5 sebagai partikel padat yang beredar di udara dengan ukuran 2,5 mikrometer.

Sumbernya bisa berasal dari asap kendaraan bermotor, industri, PLTU, dan pembakaran bahan bakar fosil lainnya.

Di Indonesia sendiri, Tangsel menduduki posisi teratas sebagai polusi udara terburuk dengan angka PM2,5 71,1 µg/m3.

Polusi udara terparah di Tangsel terjadi pada Mei 2023 dengan kadar PM2,5 mencapai 94,2 µg/m3.

Adapun peringkat kedua dengan kualitas udara terburuk 2023 diduduki oleh Kota Tangerang dengan kadar PM2,5 rata-rata 54,1 µg/m3 dan peringkat ketiga diduduki Bekasi dengan kadar PM2,5 mencapai 49,9 µg/m3.

Sementara itu di posisi keempat ada Jakarta dengan PM2,5 rata-rata 43,8 µg/m3 dan Bandung ada di peringkat kelima dengan angka PM2,5 39,6 µg/m3.

Penyebab Tangsel jadi Juara Polusi Udara di Indonesia

Dikutip dari situsnya, IQAir mengungkapkan polusi udara di Tangsel berasal dari berbagai macam penyebab.

“Banyak orang yang tinggal di sana (Tangsel) pulang-pergi bekerja di Jakarta dan dengan arus kendaraan yang konstan, maka akan muncul konsentrasi polutan berbahaya yang tinggi dan kabut yang bisa menumpuk,” ucap keterangan tersebut.

Menumpuknya polutan tersebut terjadi di daerah yang memiliki lalu lintas padat, terjebak di jalan raya, dan gedung-gedung tinggi kota.

Faktor kedua dikarenakan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan fosil yang letaknya ada di sekitaran wilayan Tangsel dan wilayah Jabodetabek lainnya.

Pembangkit tersebut mengeluarkan polusi dalam jumlah banyak ke udara, dengan PM yang mengandung karbon hitam, jelaga, senyawa organik yang mudah menguap (VOC) yang keseluruhannya dibuang ke atmosfer.

Partikel-partikel tersebut bisa menyatu dan membentuk polutan sekunder (polusi yang disebabkan oleh reaksi kimia dari berbagai materi partikel berbeda di udara, membentuk partikel yang lebih besar dan berbahaya serta PM2,5)

Faktor ketiga yang menyebabkan Tangsel jadi kota dengan polusi udara terburuk adalah pembakaran di tempat terbuka.

Aktivitas ini menghasilkan karbon hitam yang juga hadir di bahan bakar fosil mesin kendaraan.

Karbon jenis ini berdampak buruk pada kesehatan manusia, membuat radiasi matahari terperangkap dan diubah menjadi panas sehingga memicu krisis iklim.

Dwi Oktaviani
Editor