TANGSELIFE.COM – Puncak mudik Lebaran 2024 diprediksi Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terjadi pada H-2 perkiraan Idul Fitri 1445 H atau 8 April 2024.

Prediksi puncak mudik Lebaran 2024 merupakan hasil survei potensi pergerakan angkutan Idul Fitri 2024 yang dilakukan terhadap 48.107 sampel di 38 provinsi seluruh Indonesia.

Hasil survei menunjukkan sebanyak 26,6 juta orang atau 13,74% masyarakat yang akan melakukan mudik Lebaran 2024 mayoritas memilih waktu keberangkatan H-2 Idul Fitri.

“Secara nasional untuk hari mudik H-2,” kata Kepala BKT Kemenhub Robby Kurniawan saat konferensi pers secara daring, Minggu 17 Maret 2024.

Namun demikian, banyak masyarakat yang juga berencana memulai perjalanan mudik pada H-4 Lebaran atau 5 April 2024, serta H-3 Lebaran atau 7 April 2024.

“Jadi mulai H-3 sampai H-4 sudah cukup tinggi, mulai H-4 itu sudah ada 23,2 juta yang memilih mulai mudik,” terang Robby.

Untuk puncak arus balik Robby perkirakan jatuh pada H+3 Lebaran 2024 dengan persentase mencapai 21,16% atau setara dengan 40,99 juta orang. Diikuti tanggal H+7 lebaran setara 17,33% atau 33,56 juta.

ilustrasi lalu lintas mudik Lebaran 2023
ilustrasi lalu lintas mudik Idul Fitri 2023. Foto: Jasamarga

193,6 Juta Orang Diprediksi Bakal Mudik Lebaran 2024

BKT Kemenhub memprediksi akan ada total 193,6 juta orang atau 71,7% dari jumlah penduduk Indonesia yang akan mudik Lebaran tahun ini.

Perkiraan angka tersebut naik dari catatan tahun 2022 yang hanya 85,5 juta orang dan tahun 2023 sebanyak 123,8 juta orang.

“Jadi ada potensi peningkatan cukup besar untuk pemudiknya sendiri, baik dibandingkan pada 2022 maupun 2023,” tandasnya.

Hasil survei bersama Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan daerah asal perjalanan terbanyak, antara lain:

– Jawa Timur sebesar 16,2% (31,3 juta orang);

– Jabodetabek sebesar 14,7% (28,43 juta orang); dan

– Jawa Tengah sebesar 13,5% (26,11 juta orang).

Adapun daerah tujuan mudik terbanyak, yaitu:

– Jawa Tengah sebesar 31,8% (61,6 juta orang);

– Jawa Timur sebesar 19,4% (37,6 juta orang); dan

– Jawa Barat sebesar 16,6% (32,1 juta orang).