TANGSELIFE.COM – Hari ke-7 Kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Neglasari, Kota Tangerang masih dalam penanganan. Petugas gabungan fokus pemberantasan titik yang berpotensi muncul kebakaran.

Musibah kebakaran itu cukup hebat, karena kobaran api di gunung sampah menghanguskan sekira 80 persen atau 27 hektare dari 34,8 hektare total luas lahan TPA Rawa Kucing.

Sejarah TPA Rawa Kucing yang Alami Kebakaran

Ternyata, pembangunan TPA Rawa Kucing itu pun memiliki sejarah perjalanan cukup panjang. Berikut ini sejarah pembangunan TPA Rawa Kucing, Neglasari, Kota Tangerang.

TPA Rawa Kucing merupakan pusat tempat pembuangan sampah warga Kota Tangerang. Lokasinya berada di Jalan Iskandar Muda, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.

Area ini mulai dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah sekira tahun 1991-1992, sebelum Kota Tangerang berdiri dari hasil pemekaran wilayah induk Kabupaten Tangerang. Tapi, 1 tahun berikutnya, Kota Tangerang berdiri dan lokasi tersebut akhirnya dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah akhir.

Kebakaran TPA Rawa Kucing
Petugas berjibaku menangani kebakaran di TPA Rawa Kucing, Neglasari, Kota Tangerang. (Dok. tangerangkota.go.id)

Pembentukan Kota Tangerang sendiri diatur dalam Undang-undang RI nomor 2 tahun 1993 tentang Pembentukan Kota Madya Daerah Tingkat II Tangerang yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto.

Dari informasi yang dihimpun, area TPA itu mulai digunakan sebagai tempat pembuangan sampah mulai tahun 1991 di lahan yang merupakan bekas galian tambang.

Seiring berjalannya waktu, terbentuklah TPA Rawa Kucing yang memiliki luas area hampir 35 hektare atau 34,8 hektare. TPA itu melayani sampah dari 13 kecamatan dan 114 kelurahan di Kota Tangerang.

Kini, TPA tersebut menampung sampah sekira 1.500 ton setiap harinya. Sejak awal menjadi tempat pembuangan sampah, TPA Rawa Kucing hanya sekadar untuk membuang sampah. Tetapi pada 2017-2018, pemrosesan penanganan sampah mulai dilakukan.

Bersama Kementerian PUPR, Pemerintah Kota Tangerang melakukan rehabilitasi di TPA Rawa Kucing dengan menerapkan sistem sanitary landfill dari sebelumnya hanya sekadar tempat akhir buang sampah atau open dumping. 

Sementara penanganan air lindi dari sampah itu menggunakan cover soil dan unit pengolahan lindi (UPL) yang berfungsi mengolah air yang keluar dari sampah busuk agar tidak mencemari lingkungan.

Kebakaran TPA Rawa Kucing Tangerang
Ali, salah satu pemulung di TPA Rawa Kucing, Neglasari, Kota Tangerang yang nekat mengais sampah di tengah musibah kebakaran, Selasa (24/10/2023). (Andre/Tangselife.com)

Seperti TPA pada umumnya, di TPA Rawa Kucing juga banyak terdapat pemulung yang mengais rejeki dari tumpukan sampah warga kota yang dijuluki sebagai kota Benteng itu.

Dari data Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang ada sekira 645 pemulung yang datanya tercatat. Tak semua dari pemulung itu warga Kota Tangerang, ada sebgian besar pemulung di TPA Rawa Kucing itu berasal dari luar Kota Tangerang.

Kondisi Terkini Kebakaran TPA Rawa Kucing Tangerang

Saat ini petugas gabungan masih berjibaku menangani kebakaran TPA Rawa Kucing, Neglasari, Kota Tangerang. Petugas yang memadamkan kebakaran merupakan gabungan dari BPBD Kota Tangerang hingga Tim dari Kementerian Lingkunan Hidup dan Kebersihan (KLHK).

Kebakaran TPA Rawa Kucing
Petugas berjibaku menangani kebakaran di TPA Rawa Kucing, Neglasari, Kota Tangerang. (Dok. tangerangkota.go.id)

Hingga hari ke-7 kebakaran TPA Rawa Kucing, tercatat ada sekira 27 hektare lebih lahan yang hangus terbakar. Penanganan kebakaran dilakukan secara masif. BNPB bahkan mengirimkan bantuan 1 helicopter untuk melakukan water bombing dari udara.

Sementara itu saat ini, Pemkot Tangerang telah membangun tandon air sebagai penampungan air sementara di sejumlah titik di atas TPA Rawa Kucing. Hal itu, untuk memudahkan petugas yang tengah menyisir sumber api yang saat ini mengeluarkan asap dari gunungan sampah.

Selain itu, penanganan kebakaran juga akan dilakukan dengan melakukan pipa injeksi ke 40 titik yang berpotensi menimbulkan kebakaran susulan. Injeksi dilakukan untuk meredam kobaran api dari bawah gunung sampah yang dipicu gas metana dari tumpukan sampah.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Tangselife
Follow