TANGSELIFE.COM – Tren belanja berubah, para pedagang di Pasar Tanah Abang dan Thamrin City kian sepi pembeli.

Belakangan ini, tren belanja masyarakat sudah berubah, tak lagi datang ke toko tapi cukup berbelanja secara online melalui berbagai platform atau live shopping.

Dengan adanya tren belanja secara online dan live shopping, para pedagang yang berjualan secara offline perlahan tersingkir.

Di aplikasi TikTok, keluhan para pedagang di Pasar Tanah Abang dan Thamrin City Jakarta Pusat yang sepi pembeli pun viral.

@rianfahardhi

Di balik mesin penghasil cuan, TikTok Shop ternyata menjadi mesin penumbang UMKM lokal. Lantas, apakah pemerintah akan segera melarang dan menerbitkan regulasi agar tidak membiarkan hal ini terjadi? Gimana komentarmu?

♬ Sad piano ballad (BGM / sad)(936782) – TrickSTAR MUSIC

@tokoaceh230

♬ suara asli – BG ROY – BG ROY

Tanggapi Tren Belanja Online, Begini Kata Pengelola Pasar Tanah Abang

Pengelola Pasar Tanah Abang, PD Pasar Jaya, membantah bahwa para pedagang di Pasar Tanah Abang sepi pengunjung.

Manajer Humas PD Pasar Jaya, Agus, tak menampik bahwa pengunjung Pasar Tanah Abang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19.

Namun terhitung setelah pandemi sampai saat ini, jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang relatif stabil.

“Memang jika dibanding sebelum Covid dulu, yang memang berbanding (mengalami penurunan). Berbeda, memang berbeda,” jelasnya.

“Jadi dari sesudah Covid sampai dengan sekarang (tingkat okupasi) nggak jauh beda. Itu rata-rata 80-85%,” ungkap, Senin 18 September 2023.

salah satu lorong di pasar Tanah Abang
salah satu lorong di pasar Tanah Abang

Lanjut Agus, jumlah pengunjung di Pasar Tanah Abang beragam tergantung momen.

Menurut data PD Pasar Jaya, rata-rata jumlah pengunjung yang datang sebanyak 14 ribu orang per hari.

“Enggak juga (sepi pengunjung). Jadi kalau dibanding pasca Covid itu fluktuatif ya, tergantung momen juga.”

“Tapi kalau rata-rata nggak jauh beda kok, hampir rata-rata 14 ribuan pengunjung itu ada (per hari),” kata Agus.

Menurut Agus, para pedagang yang masih bertahan mengikuti tren belanja saat ini, yakni melalui platform media online.

“Banyak pedagang-pedagang kita juga yang sudah bertransformasi, ya bisa jadi dia menyesuaikan diri dengan mekanisme jualannya, baik dengan online dan sebagainya,” tutur Agus.