TANGSELIFE.COM – Delapan murid yang menjadi korban pelecehan seksual seorang guru ngaji di wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengalami trauma.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota (Tangsel), Tri Purwanto.

“Korban mengalami trauma, traumanya itu karena malu. Tapi dengan terungkapnya itu akhirnya banyak yang ngomong, yang korban-korban tidak ngomong akhirnya berani ngomong,” kata Tri ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa, 1 Oktober 2024.

Tri mengungkapkan, kedepan korban tersebut mengalami pelecehan seksual yang berbeda-beda, mulai dari disentuhnya area sensitif sampai persetubuhan.

“Persetubuhan ini ada empat dan itu terjadi tahun 2021, sedangkan yang 2024 ini yang kemarin terungkap itu pelecehan seksual,” tuturnya.

Korban Pelecehan Seksual Guru Ngaji di Ciputat Alami Trauma

Tri mengungkapkan, kedelapan korban tersebut nantinya akan mendapatkan pendampingan psikologis dari pihaknya untuk menghilangkan rasa trauma yang dideritanya selama ini.

“Akan kita jadwalkan konselingnya, mungkin dalam waktu dekat ini kita akan memberikan konseling, terkait dengan kondisi, trauma dan psikis korban,” tuturnya.

Diberitakan sebelumnya aksi pelecehan seksual dilakukan oleh guru ngaji sekaligus amil marbot terhadap delapan anak perempuan yang bermukim di sekitar tempat tinggalnya.

Aksi pelecehan itu telah berlangsung sejak tahun 2021 silam. Dalam melancarkan aksinya korban dikabarkan turut diancam agar mau menuruti kemauan pelaku. Aksi pelecehan seksual sendiri dilakukan di sebuah rumah kontrakan.

Kasus tersebut telah dilaporkan ke Polres Tangsel pada Senin dini hari, 30 September 2024.

Saat ini kasus tersebut masih dalam penanganan Unit Perlindungan dan Perempuan Anak (PPA) Polres Tangsel.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Tangselife
Follow
Jihan Hoirunisa
Editor
Andre Pradana
Reporter