TANGSELIFE.COM – Berburu takjil jadi aktivitas yang dilakukan pada siang menjelang sore hari bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa.

Takjil sendiri merupakan makanan yang disajikan sebagai hidangan buka puasa, seperti aneka gorengan, kurma, es buah, dan aneka minuman serta makanan ringan lainnya.

Rupanya, berburu takjil tak hanya dilakukan oleh para umat Muslim yang berpuasa, tetapi juga umat Non Muslim yang turut senang dengan hadirnya bulan Ramadhan ini.

Fenomena berburu takjil bagi umat non Muslim belakangan ini viral di jagat maya. Tren tersebut mulai diperbincangkan setelah video seorang non Muslim yang sedang berburu takjil viral.

Seorang pendeta bernama Steve Marcel juga turut disorot lantaran memberi ajakan kepada seluruh umat non Muslim untuk berburu takjil dalam khotbahnya.

“Soal agama kita toleran, tapi soal takjil kita duluan. Jam 3 mereka masih lemas, kita sudah standby,” ucap Steve Marcel disambung dengan canda tawa.

Pendeta tersebut juga membandingkan momen ini dengan Paskah. Ia bergurau jika umat Islam akan memborong telur saat Paskah berlangsung.

Bahkan, sejumlah netizen Muslim memberi ancaman ingin mengganti telur Paskah dengan Kinder Joy.

Senada dengan Steve Marcel, pendeta lain juga viral di media sosial usai menyampaikan khotbah soal war takjil.

Dalam unggahan yang viral di TikTok, seorang pendeta yang mengenakan kemeja biru itu berdiri di depan altar.

Ia menginformasikan kepada para jemaat mengenai waktu para pedagang takjil mulai berjualan.

“Demikian warga jemaat, selanjutnya disampaikan bagi seluruh jemaat bahwa pembukaan penjualan takjil dimulai pada jam 3 sore. Jadi diharapkan untuk tetap berburu takjil,” ucap pendeta tersebut.

Adanya pernyataan dua pendeta tersebut menuai beragam respons dari sejumlah netizen Muslim hingga Non Muslim.

“Gue nonis padahal cuman beli kue lopis, takjil, pastel, tahu goreng, biji salak, pacar cina, bala-bala, risol, bubur sumsum, kolak pisang, es buah doang salam toleransi,” ucap seorang netizen non Muslim memborong semua takjil.

“Iya biar saudara kita jualannya cepat habis dan bisa pulang cepat mereka bukber ama keluarga,” sahut lainnya.

“Plis lah gue sering kebagian risol yang udah patah pinggang,” sahut netizen Muslim yang terkena imbas war takjil non Muslim.

Fenomena Berburu Takjil jadi Momen Pemersatu Bangsa

Alih-alih bikin suasana panas, fenomena berburu takjil justru membuat suasana Ramadhan 2024 ini jadi lebih adem sekaligus mengundang tawa.

Di samping perdebatan itu, beberapa orang menganggap tren ini cukup positif karena menciptakan sikap toleransi.

Sebagian besar orang pun menilai fenomena ini kembali mempersatukan masyarakat Indonesia setelah sebelumnya terpecah dengan pilihan politik.

“Dipecahkan oleh Pemilu, dipersatukan kembali oleh takjil,” ucap salah satu akun di platform X.

Dwi Oktaviani
Editor