TANGSELIFE.COM – Penyakit cacar monyet atau Mpox belakangan ini jadi sorotan penduduk dunia, terutama di Indonesia.

Berdasarkan data harian sampai Minggu 22 Oktober 2023, Kemenkes RI mencatat penambahan kasus terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia, menjadi 7 kasus sejak pertama kali dilaporkan pada 13 Oktober 2023.

Seluruh kasus tersebut ditemukan di Jakarta, yang tersebar di beberapa wilayah yakni Jatinegara, Mampang, Kebayoran Lama, Setiabudi, Grogol, dan Kembangan.

Dari hasil penelusuran Kemenkes RI menujukkan bahwa enam dari total tujuh pasien kasus cacar monyet di Indonesia merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV) yang miliki orientasi biseksual dan melakukan aktivitas seks berisiko.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan, Alin Hendalin Mahdaniar, memastikan bahwa di Tangsel belum ada warga yang terserang penyakit cacar monyet.

Kendati demikian, ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk mengantisipasi terserang penyakit tersebut.

Di tengah maraknya serangan virus Mpox, beberapa orang sulit membedakan gejalanya dengan cacar air dan campak.

Untuk mengetahuinya, simak perbedaan gejala cacar monyet, cacar air, dan campak berikut ini yuk.

Perbedaan Gejala Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak

1. Tanda gejala demam

Perbedaan Gejala Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak

Pada penderita cacar monyet akan ditandai dengan gejala demam dengan suhu lebih dari 38 derajat celcius serta ruam setelah satu sampai tiga hari.

Sementara itu penderita cacar air, suhu demamnya bisa mencapai 39 derajat celcius dengan ruam setelah nol sampai dua hari.

Pada campak, demam tinggi hingga 40,5 derajat celcius dengan ruam muncul setelah dua sampai empat hari.

2. Perbedaan jenis ruam

Perbedaan Gejala Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak

Perbedaan lain dari ketiga cacar ini adalah dari jenis ruam yang timbul di kulit.

Ruam cacar monyet bisa berupa makula (lesi rata dengan warna berbeda dan ukuran sampai 0,5 cm), papula (lesi padat dan timbul dengan ukuran sampai 0,5 cm), vesikel (lesi bintik berisi cairan), pastula (lesi mirip lepuh berisi nanah), dan krusta (keropeng).

Pada penyakit tersebut menimbulkan jenis ruam yang sama di seluruh anggota tubuh pada fase akut (0-5 hari pertama) maupun fase erupsi yang terjadi 1-3 hari setelah munculnya demam.

Sementara pada cacar air, ruam tersebut berbentuk makula, papula, dan vesikel pada berbagai fase.

Dan di jenis ruam campak biasanya berupa ruam non-vesikel atau bukan bintik-bintik merah berair di berbagai fase.

3. Perkembangan ruam

Perbedaan Gejala Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak

Perkembangan ruam di ketiga gejala cacar tersebut juga berbeda.

Penderita cacar monyet mengalami perkembangan ruam secara lambat, 3-4 minggu.

Sementara itu pada penderita cacar air dan campak, perkembangan ruamnya terhitung cepat dan terjadi dalam hitungan hari saja.

4. Persebaran ruam di tubuh

Perbedaan Gejala Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak

Ruam yang ditimbulkan dari cacar monyet akan timbul pertama kali di kepala, lebih padat di wajah dan anggota badan, serta muncul juga pada telapak tangan dan kaki.

Sementara itu pada cacar air, persebaran dimulai dari kepala, padat di tubuh, dan tak muncul di telapak tangan dan kaki.

Pada penyakit campak, persebaran ruam dimulai dari kepala, menyebar ke bawah, dan bisa mencapai tangan dan kaki.

5. Gejala khas penyakit

Perbedaan Gejala Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak

Cacar monyet ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening, selain ruam.

Sementara itu, cacar air ditandai dengan ruam dan gatal.

Pada campak ditandai dengan ruam dan koplik spots.

Meskipun ketiga cacar tersebut miliki gejala yang sekilas mirip, sebenarnya itu adalah penyakit yang berbeda.

Oleh karena itu penting untuk mengetahui perbedaan ketiga penyakit tersebut agar bisa ditangani dengan tepat.