TANGSELIFE.COM – Sebuah kejadian kurang menyenangkan menimpa seorang perempuan usai mengalami penganiayaan hingga ancaman dari seorang sopir taksi online tak bertanggung jawab.

Melalui Instagram Story @cndypngestu, ia membagikan sejumlah lebam di tubuh mulai dari tangan hingga kaki.

Perempuan bernama Cindy Claudia Pangestu tersebut menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh sopir taksi online di Jalan AMD Parung Jaya, Karang Tengah, Tangerang.

Setelah beberapa hari, ia kecewa dengan mitra taksi online tersebut lantaran tak kunjung mendapat respons usai salah satu pengemudinya melakukan tindak kejahatan.

Luka lebam yang hadir di sejumlah tubuh Cindy dikarenakan ia sempat menyelamatkan diri dengan cara loncat dari mobil.

Selain itu, ia mengaku sempat diseret dan dibekep oleh sopir taksi online.

Kronologi Awal Sopir Taksi Online Aniaya Penumpang di Jalan Tol

tindak kejahatan sopir taksi online

Diceritakan olehnya, perjalanan menggunakan taksi online ini berawal ketika ia ingin pulang ke rumah setelah dari sebuah pusat perbelanjaan.

Ia memesan taksi online tersebut sekitar pukul 20.37 WIB.

Saat sedang di perjalanan, tiba-tiba saja pengemudi tersebut masuk ke jalan tol. Padahal rute tersebut bukan mengarah ke tujuan penumpang.

“Pak ini kenapa masuk tol?” tanya penumpang tersebut.

Sang pengemudi beralasan kalau ia hanya mengikuti arahan aplikasi Maps.

Selanjutnya pengemudi tersebut mengeluh sesak napas hingga meminta penumpang bergantian menyetir mobil.

“Gue tentu aja nolak bilang ‘Nggak bisa pak, menepi dulu aja kalau emang sesak’. Gue sambil buka aplikasi Grab tapi ternyata dia nggak tekan pick up. Jadi tulisannya semacam driver is coming to you, disitu gue udah panik dikit,” tulis Cindy.

Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa sang pengemudi sengaja tidak memencet opsi ‘pick up’ agar kejahatannya tak terdeteksi oleh perusahaan.

Sopir Taksi Online Tiba-Tiba Minta Rp100 Juta

Setelah mengeluh sesak napas, sopir taksi online tersebut menyodorkan ponsel dan meminta penumpang untuk transfer sejumlah uang ke rekening yang tercantum.

“Di saat itu mobil masih jalan, gue langsung buka pintu loncat, posisinya gue lari dari tepi tol minta tolong,” lanjut Cindy.

Tak disangka sopir taksi online tersebut turun dari mobil dan mengejar penumpang yang mencoba menyelamatkan dirinya.

Pada kondisi tersebut sang penumpang tertangkap ketika berhenti dan berteriak seraya meminta pertolongan.

Saat mencoba memberontak, penumpang diseret dan diangkut kembali ke dalam mobil.

Cindy masih berupaya menyelamatkan dirinya dengan menahan pintu mobil menggunakan kaki.

Sementara itu sang sopir taksi tetap memaksa penumpangnya transfer uang sebesar Rp100 juta.

“Gue nolak lah bilang ‘Nggak ada pak’ sambil nangis-nangis, dia berdiri di pintu mobil,” tutur Cindy.

Sopir taksi online tersebut juga melontarkan ancaman yakni akan membuang penumpang ke sungai, apabila tak transfer uang sesuai yang diminta.

Cindy tetap berusaha menyelamatkan dirinya untuk tidak berada di dalam mobil. Ia mencari celah hingga akhirnya berhasil jongkok di bawah mobil dekat pintu.

Sayangnya, sang sopir taksi online tak berhenti menganiaya penumpangnya. Kini ia membekapnya sampai penumpang tersebut kesulitan bernapas.

“Nah saat itu lah gue dibekap pakai tangannya. Nggak bisa napas dong udah panik banget tiba-tiba ada mas-mas di rawa-rawa pinggir tol, gue berusaha lagi teriak tapi kan posisi lagi dibekap ya,” ujar Cindy.

Cindy Ditolong oleh Seorang Laki-laki di Dekat Rawa

tindak kejahatan sopir taksi online

Cindy yang berupaya melepas bekapan itu lari ke tepi tol dan minta tolong seorang laki-laki di bawah tol dekat rawa.

Namun sang sopir taksi online mengelak seakan-akan keduanya adalah pasangan yang sedang bertengkar.

“Yaudah gue teriak aja bilang ‘Dia bohong mas, tolong saya ini driver Grab’.” ucapnya.

Driver tersebut mencoba meraih barang Cindy, seperti ponsel dan tas.

“Tas gue berhasil gue tarik dan gue peluk terus. Sedangkap HP gue nggak berhasil ke ambil karena dia sempat nyakar,” katanya.

Setelah itu sang sopir kembali ke mobil dan membawa ponsel milik penumpang setelah laki-laki di dekat rawa mulai meneriakinya.

Karena jarak dari tepi tol ke rawa cukup tinggi, Cindy meminta bantuan laki-laki dekat rawa untuk menangkapnya.

“Akhirnya gue digendong lah sama mas-mas yang lagi bongkar muat disana, nggak tau deh gimana kalau nggak ada mas-masnya karena itu rawa gelap banget,” ucap Cindy.

Sambil menangis, Cindy meminta hotspot kepada laki-laki tersebut untuk connect ke perangkat laptop kantor yang ia simpan di dalam tasnya.

Ia pun mencoba menghubungi beberapa rekan untuk meminta pertolongan terkait ponselnya yang dibawa oleh pengemudi taksi online tak bertanggung jawab.

Pengalaman kurang menyenangkan yang dialami oleh seorang penumpang taksi online ini diharap bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat yang juga pengguna taksi atau ojek online untuk selalu berhati-hati.

Penumpang bisa memastikan terlebih dahulu bahwa status driver berubah dari picking up ke on the way saat sedang melakukan perjalanan.

Dwi Oktaviani
Editor